Peristiwa-peristiwa Besar Yang Terjadi di Bulan Ramadhan

Dari perisiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Ramadhan dan dicatat oleh sejarah sebagai peristiwa yang istimewah, dimana dampak dan pengaruhnya menjadi bukti nyata bagi kaum muslimin akan kebenaran Ajaran yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ﷺ, juga bukti bahwasanya Agama ini tidak akan perna luput dari penjagaan dan pertolongan Allah SWT, diantaranya :

1. Peristiwa Turunnya Al-Qur’an

Nuzulul
peristiwa ini adalah peristiwa yang paling agung, wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhanmmad ﷺ berupa Al Quran melalui Malaikat Jibril di Gua Hira Makkah, Merupakan pedoman hidup bagi kaum muslimin, juga Mukjizat terbesar Baginda kita Muhammad ﷺ. Peristiwa tersebut terjadi 13 tahun sebelum hijrah atau 610 Masehi, dan bertepatan pada bulan Ramadhan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat inggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah: 185)

2. Perang Badar

badar
Perang badar terjadi pada 17 Ramadhan Tahun ke 2 Hijriah. Perang ini adalah perang pertama Rasulullah sejak beliau diutus menjadi Nabi, dimana pada peristiwa tersebut jumlah kaum muslimin sekitar 310 hingga 313 pasukan. Juga mereka tidak memiliki sejumlah tunggangan kecuali 2 ekor Kuda dan 70 ekor Unta. Sedangkan jumlah kaum musyrikin saat itu berjumlah sekitar 1000 pasukan, akan tetapi kemenangan tetap berpihak kepada kaum muslimin dengan pertolongan Allah SWT.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ الله بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali Imran : 123)

3. Fathu Makkah

Fathu
Pembebasan Kota Makkah terjadi pada 10 Ramadhan Tahun ke 8 Hijriah. Peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat nyata yang dengannya Allah memuliakan tentara kaum muslimin, dan mengembalikan Hak mereka (terhadap tanah Makkah). Dengan peristiwa ini Allah mematahkan Negara kaum kafir, dan menghapus Syi’ar-Syi’ar kesyirikan, dan corak kedzaliman. Juga dengan peristiwa besar ini Allah kembali menerbitkan cahaya Tauhid dimuka bumi ini. Maka sungguh Fathu Makkah adalah peristiwa yang sangat besar, dimana hati-hati manusia terbuka untuk Agama Islam, dan mereka pun berbondong-bondong masuk kedalam Agama Allah.

4. Pembebasan Kota Andalusia

Pembebasan kota andalusia
Andalusia berhasil dibebaskan pada Ramadhan 91 H oleh pasukaan kaum Muslim yang dipimpin oleh Tariq bin Ziyad. Penaklukan Andalusia merupakan salah satu kemenangan besar Muslim. Bahkan, penyerbuan di kota-kota yang berbatasan dengan Selatan Spanyol itu, menjadi kemenangan yang bertahan selama 800 tahun lamanya.

5. Perang Ain Jalut


Perang Ain jalut, adalah perang yang terjadi pada hari Jum’at, 25 Ramadhan 658 Hijriah. Di bawah komando penguasa Mesir Saifuddin Quthuz, yang bertolak untuk melawan Bala tentara Mongol yang sangat kejam di pertempuran Ain Jalut. Peristiwa ini dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin dengan kemenangan yang sangat telak, dan memberikan dampak yang sangat baik, yaitu; terlepasnya otoritas Bangsa Mongol dari Bumi Syam, dan keluarnya mereka dari tanah tersebut.

Inilah beberapa peristiwa besar dalam sejarah yang terjadi pada Bulan Ramadhan, Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari Sejarah mereka, bahwasanya Ramadhan selalu datang dengan keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT untuk hamba-Nya yang bertaqwa, dan bersemangat juga bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya.
Wallahu A’lam bis Shawab’.

Oleh Zulfajri Lc

Ramadhan Semaikan Pilar-pilar Dakwah Di Pedalaman Suku Talang Mamak

Lebatnya hamparan rimba di sepanjang aliran sungai Batang Gansal yang membelah kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh menyambut rombongan safari kafilah dakwah Ramadhan Senyumkan Talang Mamak, tepatnya di Dusun Air Bomban dan Sadan, Kecamatan Batang Gansal Kabupaten Indragiri Hulu, Riau (3/4/2023).

Hening dan sunyi bersama gemericik aliran sungai mengiring perjalanan ke pedalaman pemukiman penduduk Suku Talang Mamak. Curah hujan tropis yang sering turun membuat bagian kanan-kirinya membentang kawasan rimba pegunungan dengan pepohonan liar tinggi menjulang.

Menuju pemukiman warga Suku Talang Mamak bolehlah dikatakan tidaklah mudah dan sarat perjuangan. Hanya ada 2 pilihan, akses transportasi sungai dengan menggunakan perahu kayu (board )selama 3-4 jam atau kedua menyusuri jalanan kaki setapak selama 7 jam perjalanan.

Belum ada jalanan kendaraan yang menyambungkan secara khusus ke perkampungan ini jika benar-benar ingin ke pusat keramaian seperti pasar dan kota kecamatan, sehingga pilihan jalur sungai menjadi sebuah pilihan yg memudahkan daripada berjalan kaki menyusuri rimba seharian berjam-jam lamanya.

Bersama mengisi keutamaan hari-hari Ramadhan Tanmia Foundation menyerahkan bantuan wakaf Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) untuk menerangi masjid dan rumah da’i di Dusun Air Bomban Suku Talang Mamak (5/04/2023).

Bertahan hidup turun-temurun generasi tanpa listrik adalah hal yang biasa. Apalagi saat malam tiba, mereka hanya mengandalkan sebatang lilin atau pelita lampu minyak seadanya.

Sejauh apa pun perkampungan Suku Talang Mamak, seberat apapun kehidupan mereka, mereka tak berbeda dengan kita yang tinggal di perkotaan atau pulau lainnya. Mereka tetap diatas tanah air Indonesia. Bertahan hidup tanpa penerangan dan jaringan tak membuat mereka lantas menyerah begitu saja untuk merengkuh cita-cita dan impian. Mereka dengan penuh keyakinan untuk bangkit dengan asa menyemai benih pendidikan, inilah awal mula berdirinya sanggar belajar Sadan, sekolah pertama satu-satunya anak-anak Talang Mamak yang berdiri sejak tahun 2007.

Anak-anak dan masyarakat yang bahu-membahu berjuang mendirikan masjid dan sekolah demi mendapatkan pendidikan dan berharap setiap waktu agar anak-anak mereka bisa duduk belajar untuk mereguk ilmu sebagaimana di tempat lainya yang mengeyam bangku belajar ke sekolah tiap harinya. Tak banyak memang jumlah guru yang bertahan maupun da’i yang bisa membersamai, tetapi lewat nyala semangat perjuangan sampai saat ini tetaplah ada saja berdatangan silih berganti kendati untuk sementara waktu saja. Semua itu tidak lain atas panggilan keimanan dan ghirah membangun tali persaudaraan.

“Alhamdulillah atas karunia nikmat-Nya, kehadiran para guru dan da’i untuk berbagi ilmu sangat membantu perkembangan perkampungan kami dalam membangun impian cita-cita harapan anak-anak kami selama ini “, ucap Abah Yahya salah satu tetua Suku Talang Mamak akrab dipanggilnya.

Berharap optimis syi’ar dakwah di pedalaman tanah air dapat melaju bak sinar mentari pagi yang menyinari lapisan tanah bumi seutuhnya. Perlahan bertumbuh seiring dengan pesatnya kemajuan globalisasi dan digitalisasi.

Ramadhan kali ini telah menggerakkan kebaikan setiap pribadi untuk meraih keutamaan nilai-nilai ibadah istimewa bersama naungan berkah Ramadhan yang tiada habisnya. Saatnya sekarang ini untuk mengisi hari-hari amaliyyah Ramadhan sebagai sebaik-baiknya bulan tanpa ada lagi kata menunda maupun terlambat. Inilah saatnya menyemai benih menanamkan pondasi iman dalam menguatkan pilar-pilar syi’ar dakwah di pedalaman. Barakallahufiekum.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Bulan Ramadhan; Momentum Bersama Al-Qur’an

baca al quran

Salah satu nikmat besar yang patut disyukuri adalah nikmat dipertemukannya seorang hamba dengan bulan Ramadhan. Karena bulan ini merupakan bulan yang sangat istimewa, mengapa demikian?, karena di dalamnya diturunkan Al-Qur’an. Segala sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan Al-Qur’an maka sesuatu tersebut akan menjadi istimewa dan agung. Seperti contoh Malaikat Jibril As, yang diberi amanah oleh Allah SWT untuk menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW, maka ia menjadi sayyidul malaikah yaitu tuannya para malaikat. Kemudian, Nabi Muhammad SAW diturunkan kepadanya Al-Qur’an, maka ia menjadi sayyidul mursalin yaitu tuannya para nabi dan rasul. Begitu juga dengan ummatnya, yang senantiasa membersamai dengan Al-Qur’an, maka ia mendapatkan gelar dari Rasul SAW yaitu sebaik-baiknya manusia, berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ (رواه البخارى : 4639)

“Sebaik-baik manusia di antara kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori, no. 4639)

Bulan Ramadhan merupakan momentum yang sangat pas untuk kaum muslimin memperbanyak membaca Al-Qur’an, karena banyak sekali para ulama terdahulu yang sudah memberikan contohnya, seperti Imam Syafi’i rahimahullah yang mengkhatamkan sebanyak 60 kali di bulan Ramadhan. Kemudian, Imam Qotadah rahimahullah yang mengkhatamkan setiap tujuh hari di luar Ramadhan, ketika tiba bulan Ramadhan ia mengkhatamkan setiap tiga hari sekali, dan ketik masuk di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, ia mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari. Maka, hendaknya kita mengikuti jejak mereka dan mentauladani tradisi ulama kita terdahulu.

Sungguh merugi bagi siapapun yang menyia-nyiakan momentum ini dengan menyibukkan hal-hal yang tidak bermanfaat, misalkan pergi jalan-jalan sekedar hanya untuk ngabuburit menunggu bedug azan maghrib. Menjadi suatu hal yang baik, apabila ngabuburit tersebut diisi dengan tilawah, berdzikir, atau mendengarkan kajian dan lain sebagainya.

Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata di dalam kitabnya “Al-Fawaaid”:

إضاعة الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة ، والموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها .
[ الفوائد ]

“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya daripada kematian; karena menyia-nyiakan waktu memutusmu dari Allah dan kampung akhirat, sedangkan kematian memutusmu dari dunia dan penghuninya.”

[Al Fawâid]

Maka dari itu, di momentum yang istimewa ini, marilah kita memperbanyak tilawah Al-Qur’an itu, dan meminimalisir kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat, agar tidak termasuk orang-orang yang menyia-nyiakan waktu. Aamiin. Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh: Moh. Munib Asmuni, Lc

Menjaga Amal Soleh di Bulan Ramadhan

Betapa besarnya rahmat dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, dan betapa indahnya islam ini. Segala sesuatunya apabila kita niatkan ikhlas karena Allah SWT, maka akan bernilai pahala. Terlalu mulia, apabila suatu amalan soleh kita hanya diniatkan untuk dunia semata. Tentu, janji Allah SWT itu nyata, Dia adalah Dzat yang Maha Segalanya. Apabila seorang hamba meminta dan berdoa kepada-Nya hanya untuk menghendaki dunia semata, maka Allah SWT akan kabulkan saat itu juga, akan tetapi jangan harap ketika di akhirat ia akan mendapatkan kebaikan juga. Allah SWT berfirman di dalam Surat Hud ayat ke-15 dan 16:

 

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)

 

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud : 15-16)

Maka pentingnya kita berniat dalam beramal soleh, ikhlas karena ingin mengetuk rahmat dan ridho Allah SWT semata. Begitu juga di bulan Ramadhan ini, merupakan momen yang tepat untuk memperbanyak amal soleh. Kebanyakan di antara kita ketika melakukan amal soleh, tanpa disadari bukan karena Allah SWT, akan tetapi karena ingin dilihat oleh saudara-saudara kita.

Rasulullah SAW mengisahkan kepada para sahabatnya, bahwa di hari kiamat kelak ada seorang laki-laki yang membawa pahala setinggi gunung Tihamah, akan tetapi Allah SWT hempaskan semua pahala itu bagaikan debu yang berhamburan. Maka, para sahabat bertanya-tanya, “siapa laki-laki itu Ya Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab:

قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا (رواه ابن ماجه : 4235)

“Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yang jika dalam keadaan sendirian, mereka kembali kepada apa yang di haramkan Allah, dan maka mereka terus mengerjakannya.”

Dari hadits ini, dapat disimpulkan bahwa ada sekelompok orang munafik, yang mana mereka beribadah hanya ingin dilihat oleh manusia saja, akan tetapi ketika dalam keadaan sendiri mereka bermaksiat, mereka lupa dan tidak peduli bahwa ada Dzat yang Maha Melihat, yaitu Allah SWT.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat ke 108:

 

  يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَى مِنَ الْقَوْلِ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا (108)

“mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Dan Allah Ma-ha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nisa : 108)

Maka dari itu, marilah kita perbanyak amal soleh kita di bulan Ramadhan ini, tidak hanya cukup di bulan ini saja, akan tetapi kita senantiasa menjaga amal soleh kita, meskipun bulan Ramadhan akan meninggalkan kita.

Semoga kita semua bukan termasuk hamba-Nya yang beramal soleh di bulan Ramadhan saja, akan tetapi termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang senantiasa istiqomah menjaga amal solehnya ikhlas karena Allah SWT di bulan-bulan berikutnya hingga akhir hayatnya. Aamin. Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh: Moh. Munib Asmuni, Lc

Ramadhan Bulan Kesabaran

Televisi mulai dihiasi dengan tayangan iklan sirup, sarung, dan aneka iklan khas Ramadhan lainnya, merupakan pertanda bahwa suasana Ramadhan sedang dirasakan kaum muslimin seluruh dunia. Maka sangat bersyukur bagi mereka yang kembali dipertemukan dengan bulan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan ini.

Di dalam kitab Lathaaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali –rahimahullahu- mengutip perkataan Mu’alla bin al-Fadhl, seorang ulama terdahulu, ia mengatakan:

كانو يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ويدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم.

“Mereka berdoa kepada Allah ta’ala selama enam bulan agar disampaikan dengan bulan Ramadhan, dan mereka berdoa selama enam bulan Ramadhan berikutnya agar amalan mereka di bulan Ramadhan diterima oleh Allah ﷻ.”

Bulan ini juga merupakan bulan keberkahan, yang mana setiap amalan di dalamnya akan dilipatgandakan pahalanya. Bahkan, salah satu ibadah wajib di bulan ini yaitu puasa, Allah ta’ala menjanjikan dengan pahala yang tak terbatas atau tanpa hisab. Allah ﷻ berfirman di penghujung ayat yang ke-10 pada surat Az-Zumar:

((إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب))

“Sesungguhnya kesabaran akan diganjar dengan pahala tanpa hisab (tak terhingga).”

Ulama membagi sabar menjadi tiga tingkatan, diantaranya; 1.) Sabar atas ketaatan kepada Allah SWT, 2.) Sabar atas ujian dari Allah SWT, dan 3.) Sabar atas maksiat kepada Allah SWT. Apabila kita telisik lebih dalam, bahwa di dalam puasa terdapat esensi tiga unsur sabar ini, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Sabar atas ketaatan kepada Allah SWT. Kaum muslimin dituntut untuk bersabar atas segala sesuatu yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT, salah satu perintah-Nya yang harus ditaati adalah berpuasa di bulan Ramadhan ini.
  2. Sabar atas ujian dari Allah SWT. Salah satu hikmah disyariatkannya puasa adalah, agar orang-orang kaya bisa merasakan kelaparan seperti halnya yang dirasakan oleh saudara-saudara kaum muslimin yang kurang mampu. Maka, di dalam puasa ada unsur kesabaran juga, yaitu berupa ujian dari Allah SWT, kita dituntut untuk meninggalkan semua larangan-larangan yang dapat membatalkan puasa. Seperti kita menahan lapar, haus, amarah dan nafsu syahwat.
  3. Sabar atas maksiat kepada Allah SWT. Ketika berpuasa dituntut juga agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, maka kita bersabar atas godaan-godaan tersebut.

Jadi, tidak diragukan lagi bahwa puasa memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu pahala yang tak terbatas, bahkan Allah SWT sendiri yang langsung mengganjarnya. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh –radhiyallahu ‘anhu- ia bersabda:

((كل عمل ابن أدم له؛ الحسنة بعشر أمثالها إلى سبع مائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصيام؛ فإنه لى وأنا أجزي به)) رواه متفق عليه

“Semua amalan anak Adam kembali untuknya, setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat.” Allah ﷻ berfirman (di dalam hadits qudsi): “Kecuali puasa, karena puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya langsung.”  (Muttafaqun ‘alaih).

Semoga di bulan Ramadhan ini, kita semua diberikan keistiqomahan dalam menjalankan rangkaian ibadah puasa dan ibadah lainnya. Aamiin. Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh: Moh. Munib Asmuni, Lc

wakaf-quran-ramadhan2

Bagikan Al Quran Wakaf, Mengejar Nilai di Kemuliaan Ramadhan

wakaf-quran-ramadhan

Ramadhan belum berlalu untuk mendapatkan kesempatan memuliakannya. Jum’at berkah mulia Tanmia Foundation menyerahkan kegiatan wakaf qur’an dan panduan do’a sehari- hari untuk kegiatan belajar mengaji UMI (Ukhuwah Mualaf Indonesia) di Kawasan Lembah Lereng Merapi Magelang dan kegiatan TPQ Ramadhan di Rumah Tahfizh dan Tilawah Abdurrahman Musa Palembang (1/03/2023).

Kegiatan wakaf Qur’an Tanmia Foundation di bulan Ramadhan ini sudah berlangsung rutin dari tahun ke tahun sebelumnya sebagai bagian syi’ar membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dan kemajuan dakwah di penjuru negeri.

wakaf-quran-ramadhan2

Ini bagian untuk mewariskan nilai-nilai kebaikan yang akan menumbuhkan semangat untuk berlomba-lomba dalam meraup pundi-pundi amal shaleh dan mengumpulkan jariyah kebaikan tanpa batas itulah pilihan keutamaan, terlebih dalam mengisi kegiatan amal-amal mulia di bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkan Qur’an dengan keajaiban mukjizatnya.

Kegiatan dakwah utama berbasis nilai qur’ani menjadi prioritas pertama dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan untuk mencapai derajat ketakwaan paripurna. Nilai syi’ar Al-Qur’an didalam bulan suci ini menjadi penting dalam rangka menyuburkan oase keimanan agar hati menjadi luluh dan luruh dengan ruh nilai-nilai kalam ilahi yang menjadi do’a pamungkas tiada bandingnya.

“Alhamdulillah, kegiatan ramadhan tahun ini berjalan lancar dengan berbagai ragam jenis program sesuai dengan jadwal masing-masing waktu pelaksanaannya”, tutur Ustadz Fauzan selaku pengasuh rumah Qur’an Abdurrahman Musa Palembang.

Adapun disamping lainnya untuk kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Ukhuwah Mualaf Indonesia terus mengalami perkembangan dengan terus menyelenggarakan kegiatan selama bulan Ramadhan di berbagai titik pedesaan baik di kawasan lereng Merapi dan Merbabu baik di wilayah bagian Magelang maupun Semarang.

wakaf-quran-ramadhan4

“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an selama bulan Ramadhan menjadi motivasi bagi para peserta baik dari kalangan anak-anak juga para lansia dengan tekad kegigihannya”, pungkas rasa terima kasih Ummi selaku pengajar TPQ Lansia kepada pihak Tanmia Foundation.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Santri Pesantren Al-Itqan Semarakkan Kegiatan Ramadhan di Banjarnegara Jateng

Mengawali semarak Ramadhan tahun 1444 H segenap santri kelas akhir pesantren al-Itqan, Kranggan Bekasi mengadakan kegiatan serambi Ramadhan diberbagai Masjid di wilayah Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada (23/03/2022. Para santri pun telah tiba di lokasi beberapa hari sebelum Ramadhan tiba untuk mempersiapkan kegiatan yang akan berlangsung selama sebulan penuh.

Program serambi Ramadhan ( Semarak Ramadhan Dengan Berbagi ) ini terselenggara atas kerjasama antara pihak pesantren dengan Balai Dakwah Al-Qomar Banjarnegara Jawa Tengah. Kegiatan santri kelas akhir ini cukup beragam dari menjadi imam tarawih, mengajar TPQ, pesantren kilat , kultum dan pengajian serta khatib jum`at yang akan ditempatkan di berbagai titik-titik lokasi masjid masyarakat dan perkampungan.

Tujuan diadakanya kegiatan ini adalah bagian pendidikan tarbiyah untuk para santri dalam rangka membersamai ummat dengan terjun ke masyarakat langsung untuk membumikan syi`ar nilai-nilai akhlak dan al-qur`an terlebih didalam keutamaan bulan suci Ramadhan sebagai bulan diturunkanya Al-Qur`an. Kegiatan ini juga menjadi sarana mendidik mental dan kepribadian para santri dengan nilai-nilai keshalihan, keimanan, kemandirian, kepemimpinan dan bertanggung jawab serta penghubung komunikasi kepada masyarakat untuk mengenal dunia pesantren.

“Alhamdulillah, kegiatan Serambi Ramadhan adalah kegiatan rutin tahunan Balai Dakwah Al-Qomar Banjarnegara yang pada kali ini bersama para santri kelas kelas akhir Pesantren Al-Itqan. Semoga kegiatan ini berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan,” ucap Ustadz Yudhistira sebagai panitia Serambi menerima kedatangan rombongan santri di lokasi.

Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 18 santri kelas akhir dimana sebelum diberangkatkan ke lokasi tugas masing-masing para santri telah mengikuti program pelatihan dan pembekalan agar memudahkan kelancaran kegiatan dan kordinasi selama acara berlangsung. Santri yang ditugaskan ditiap masjid berjumlah 1 atau 2 orang dengan secara bergilir akan ditemani pendamping dari pihak panitia.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Negeri Tanpa Pajak

Ribut-ribut soal pajak. Pajak merupakan penopang terbesar APBN Indonesia. Pembiayaan terbesar negara ini berasal dari pajak. Sehingga negara ini sangat bergantung pada pajak untuk pembangunan dan penggajian pegawainya.

Tapi seiring dengan itu bermunculan para pegawai pajak yang kaya raya, walau hanya bergaji kecil. Lembaga pajak pun dinobatkan sebagai salah satu lembaga paling korup di negara muslim ini. Padahal disinyalir yang ditangkap baru tikus kecil. Para pemimpinnya berlaku bak pahlawan yang sedang mengusir dan membantai tikus.

Para ahli bicara. Semua memberi komentar. Kalimat paling standar pun muncul; kalau di rumah ada tikus, bunuh tikusnya jangan bakar rumahnya. Belum pernah ada yang berani sekadar berwacana: Negeri Tanpa Pajak. Walau sekadar berwacana. Tidak para ahli itu. Tidak para pengamat. Tidak para motivator yang biasa mengajak orang keluar dari kebiasaan. Tidak pemimpin agama.

Yang ada justru berbagai macam jenis pajak terus bermunculan. Pemerintah yang berhasil mengumpulkan pajak paling banyak sebagai income negara dianggap yang paling sukses. Saking liarnya wacana pajak, rakyat kecil yang hanya berjualan di sepanjang trotoar pun diwacanakan harus dipajaki. Nah, di sinilah dahsyatnya iman dan ilmu. Kalau sulit dijumpai orang yang sekadar berwacana tentang negeri tanpa pajak. Pembahasan kita ini bukan saja wacana. Bahkan merupakan iman! Dan telah teruji secara empiris!!!

Pajak, Warisan Romawi dan Persia

Dua negara adidaya itu yang mengajari tentang pajak. Berbagai macam pajak diwajibkan kepada rakyat. Tidak peduli apakah mereka tersiksa atau sekarat. Hidup semakin sulit. Sementara harta terkumpul di istana. Pantas saja, dua imperium besar itu layak dan harus ditutup. Karena kekuasaan yang dibangun di atas kedzaliman. Dan hanya Islam yang mampu menutupnya. Di zaman Khalifah adil Umar bin Khattab, keduanya berhasil tutup buku!

Berikut ini penjelasan Prof. Dr. Akram Dhiya’ dalam ‘Ashr al Khilafah Ar Rasyidah tentang Romawi,
“Adapun keadaan ekonominya, riba dan penimbunan adalah merupakan asas aturannya.Kaisar Heraklius mewajibkan pajak-pajak baru terhadap penduduk wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Romawi, untuk menutup hutang besar pembiayaan perang dengan Persia.”

Selanjutnya, Akram menjelaskan dampak pajak-pajak yang semakin membuat income negara semakin besar tetapi membuat rakyat semakin sengsara,
“Emperium Bizantium mengalami penurunan drastis disebabkan oleh semakin besarnya berbagai pungutan dan pajak. Penurunan pada aktifitas bisnis, diabaikannya sektor pertanian dan semakin berkurangnya bangunan-bangunan.”

Akram menukil tulisan Alfred J. Butler dari bukunya Arab Conquest of Egypt sebagai penguat hal tersebut,
“Cukuplah untuk menjelaskan bagaimana Emperium Romawi mengatur wilayah-wilayahnya dengan melihat tulisan Butler tentang pengaturan Mesir: Romawi di Mesir menetapkan pajak jiwa juga pajak-pajak yang jenisnya banyak sekali.

Dia juga menjelaskan: Tidak diragukan lagi, pajak-pajak Romawi di luar kemampuan masyarakatnya. Dijalankan tanpa mempedulikan asas keadilan.

Dia kembali menjelaskan: Pemerintahan Romawi di Mesir hanya memiliki satu tujuan yaitu mengumpulkan harta sebanyak-sebanyaknya dari rakyat untuk pundi-pundi bagi para penguasa.

Akram juga menukil literatur lain tulisan William J. Durant sebagai penguat: Bahkan masyarakat asli Romawi sendiri merasa keberatan terhadap pajak-pajak tersebut, khususnya para petani yang terpaksa menjual tanah-tanah mereka untuk membayar pajak dan kemudian pergi meninggalkan kotanya.

Keadaan ketika masyarakat tercekik oleh pajak yang digunakan untuk pesta para penguasa, membuat mereka berlari ketika ada alternatif lain. Apalagi yang datang bukan buaya sebagai pengganti singa. Benar-benar generasi cahaya.

Saat Amr bin Ash memimpin penaklukan Mesir, dia menjumpai masyarakat Mesir justru menyambut dengan baik kehadiran muslimin. Apalagi mereka telah mendengar keadilan muslimin begitu terkenal di seluruh dunia.

Amr bin Ash berangkat dari Paletina, masuk ke Mesir melalui Rafah, menuju Arisy terus ke Farma berikutnya Kairo dan Iskandariyah.

DR. Ali Ash Shalaby berkata, “Amr maju (masuk Mesir) ke arah barat, dia tidak menemui pasukan Romawi kecuali setelah sampai di wilayah Farma. Adapun sebelum wilayah itu, masyarakat Mesir menyambutnya ucapan selamat datang dan kegembiraan.”

Sebenarnya ini ancaman bagi negeri manapun. Masyarakat yang sudah muak dengan pajak yang semakin menyulitkan dan para penguasa yang berpesta, mereka akan segera menumpahkan kesetiaannya bagi kekuatan yang membebaskan mereka dari perpajakan. Untuk itulah setelah Amr bin Ash berhasil membuka Mesir, dia resmi mengumumkan ditutupnya pajak. Dan begitulah diberlakukan di seluruh dunia kekhilafahan saat itu.

Penghapusan Pajak di Pemerintahan Nuruddin Az Zenky

Nuruddin Az Zenky adalah seorang penguasa muslim yang hebat. Menegakkan aturan Islam di masyarakat. Menjaga keutuhan negara dari berbagai serangan; baik dari sekte-sekte sesat dan pasukan salib. Dialah yang berhasil menyatukan kembali Syam yang terkoyak karena perpecahan dan akhirnya lemah di hadapan musuh Islam. Negara menjadi tempat yang nyaman untuk beraktifitas ekonomi. Keamanan, kemakmuran, berawal dari keadilan dan jihad Nuruddin Mahmud Az Zenky. DR. Ali Ash Shalaby menulis buku:

عصر الدولة الزنكية ونجاح المشروع الإسلامي بقيادة نور الدين محمود الشهيد في مقاومة التغلغل الباطني والغزو الصليبي

(Pemerintahan Zenky Keberhasilan Gerakan Islam dipimpin Nuruddin Mahmud Asy Syahid menghadapi Kebatinan dan Perang Salib)

Salah satu konsep Nuruddin Az Zenky membangun keadilan, kebesaran dan kemakmuran negara adalah dengan dihilangkan semua bentuk pajak dan pungutan. Seluruh wilayahnya; Syam, Jazirah Arab, Mesir dan lainnya tadinya harus mengeluarkan pajak dengan besaran hingga mencapai 45%. Pengumuman resmi kenegaraan disampaikannya di seluruh wilayah, di masjid-masjid. Inilah yang dibacakan oleh Nuruddin di Mosul tahun 566 H di hadapan masyarakat:

وقد قنعنا من الأموال باليسير من الحلال، فسحقا للسحت، ومحقاً للحرام الحقيق بالمقت، وبعداً لما يبعد من رضا الرب، وقد استخرنا الله وتقربنا إليه بإسقاط كل مكس وضريبة في كل ولاية لنا بعيدة أو قريبة ومحو كل سنة سيئة شنيعة، ونفي كل مظلمة فظيعة وإحياء كل سنة حسنة .. إيثاراً للثواب الآجل على الحطام العاجل

“Kami rela dengan harta yang sedikit tapi halal, celakalah harta haram itu, sungguh celaka. Jauh dari ridho Robb. Kami telah istikhoroh kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Nya dengan menghapus segala bentuk pungutan dan pajak di semua wilayah; yang dekat ataupun yang jauh. Menghilangkan semua jalan buruk, meniadakan setiap kedzaliman dan menghidupkan setiap sunnah (jalan) yang baik…lebih memilih balasan di kemudian hari di bandingkan kehancuran yang segera.”

Tak hanya membacakan resmi keputusan baru negara di setiap wilayahnya. Tetapi Nuruddin juga memohon kepada para khatib-khatib di masjid-masjid untuk menyampaikan permohonan maaf negara atas pungutan dan pajak yang selama ini diambil.

Pemerintahan Nuruddin Zenky selanjutnya memberikan ancaman hingga hukuman mati bagi siapapun pejabat yang masih melakukan pungutan atau pajak. Pasti kemudian muncul pertanyaan: dari mana, negara membiayai semua kegiatannya. Islam mempunyai jawaban yang sangat lengkap. Sumber pemasukan negara yang ditetapkan Islam halal dan berkah. Kehalalan dan keberkahan lah yang membuat negara justru menjadi lebih banyak pemasukannya.

Tulisan ini belum membahas detail masalah itu. Dan justru di sinilah pentingnya para ulama hari ini menyuguhkan konsep jelas dan detailnya.
Tetapi mari kita dengarkan hasil global yang diperoleh oleh pemerintahan Nuruddin.

DR. Ali Ash Shalaby menjelaskan, “Hasil yang lazim setelah itu, masyarakat menjadi lebih giat untuk bekerja. Para pebisnis mau mengeluarkan harta-harta mereka untuk terus berbisnis. Pungutan yang sesuai dengan syariat justru berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan pungutan haram.”

Kemudian dia menukil kalimat Ibnu Khaldun: “Perlakuan tidak baik terhadap harta masyarakat, akan melenyapkan harapan mereka dalam mengembangkan harta mereka. Karena mereka sadar, ujungnya uang mereka akan hilang dari tangan. ika ini terjadi, maka mereka akan cenderung menahan diri untuk berkarya. Tergantung seberapa besar kedzaliman terhadap mereka, sebesar itulah mereka menahan diri dari pengembangan harta. Maka rugilah pasar-pasar, gedung-gedung dan rusaklah keadaan…..kedzaliman terhadap harta masyarakat, kehormatan, darah dan rahasia mereka menyebabkan keguncangan dan kerusakan sekaligus. Negara pun runtuh dengan cepat.”

Hasil baik dari penghapusan pajak yang sering tidak diduga di zaman egois seperti ini adalah peran orang-orang kaya terhadap masyarakat miskin. Terbentuklah masyarakat yang saling menanggung dan menjamin seperti yang terjadi di pemerintahan Nuruddin Zenky. Hal ini mereka lakukan karena meneladani pemimpin negara sekaligus mengharap balasan dari Allah. Sehingga bermunculanlah swadaya untuk membangun sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah-rumah yatim dan sebagainya.

So, solusi itu memang hanya ada di Islam.

Negeri tanpa pajak bukanlah wacana. Negeri tanpa pajak adalah solusi pembangunan yang benar-benar membangun. *)

Oleh: Ust. Budi Ashari, Lc

Di Blitar Kota Bersejarah Bung Karno, Peran Da’i dan Pesantren Mengisi Sejarah Dakwah

“Tujuan saya pulang kampung setelah kuliah hanya ingin mencerahkan dan melihat anak-anak penerus dapat mengenyam dunia pendidikan agama lebih baik dengan memiliki akhlak mulia, sekalipun di daerah pelosok.” Begitu ucapan yang keluar dari seorang sosok guru sekaligus da’i bernama Ustadz Amin asal Blitar saat kunjungan safari dakwah jajaran pengurus Tanmia Foundation di Blitar, tepatnya di Kanigoro (2/3/2023).

Selesai menyelesaikan jenjang pendidikan syari’ah di LIPIA pada 2003, Ustadz Amin panggilan akrab disapanya mengabdikan diri untuk menjadi guru di Pesantren Nurussalam, tepatnya di Lodoyo Sutojayan Kabupaten Blitar.
Selain mengajar di pesantren ia pun aktif kegiatan dakwah di masyarakat dengan rutin mengajar masyarakat terutama di beberapa daerah binaan di wilayah Blitar bagian selatan.

Lebih lanjut, Ustadz Amin menuturkan perkembangan dan perubahan masyarakat setelah masuknya dakwah di titik-titik daerah pelosok Blitar bagian Selatan juga telah mengubah tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan terlebih pada nilai-nilai keimanan dan keislaman. Begitu juga kesenjangan kesejahteraan ekonomi pun berubah dimana daerah yang dulunya tandus dan kering kini berubah menjadi lahan produksi tanaman perkebunan seperti tebu misalnya, itu juga telah mengubah nasib penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Dari pertemuan singkatnya tentang kelamnya proses perjalanan dakwah di wilayah bagian selatan Blitar tak luput juga dari sisa-sisa sejarah kelam gerakan PKI tahun 1965 yang pernah terjadi di kawasan daerah itu. Basis masyarakat awam yang dijadikan titik pengumpulan simpatisan dan dukungan gerakan laten komunisme anti NKRI oleh oknum sisa-sisa PKI yang melarikan diri ke daerah tersebut. Daerah Blitar Selatan menjadi daerah tujuan persembunyian dan membangun basis massa tentu telah melewati berbagai pertimbangan pihak mereka.

Kondisi geografis Blitar bagian Selatan yang berupa perbukitan dan tandus dirasa sesuai untuk digunakan sebagai tempat aman untuk persembunyian. Keadaan masyarakat yang jauh tertinggal secara ekonomi waktu itu dirasa membuat masyarakat tidak terlalu menganggap hidup dengan tatanan beragama menjadi sebuah keyakinan yang sakral secara ritual menjadi suatu prioritas utama yang dipegang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ini boleh dibilang identik dengan dominan lingkungan kaum
abangan.

Kiprah santri dan da’i pesantren yang berlangsung bertahun-tahun membina masyarakat di kawasan Blitar bagian selatan berangsur-angsur memberikan pencerahan tentang kesadaran beragama dan tentunya juga membersihkan dari sisa-sisa paham komunisme. Kendati perkembangan zaman telah berubah lebih baik dari masa-masa sebelumnya akan tetapi tantangan akan tetap terus ada sebagaimana kepercayaan masyarakat yang telah dulu ada mereka anut sebelum-sebelumnya seperti tradisi, ritual, adat, dan budaya warisan nenek moyang. Memang sulit untuk menghilangkan pengaruh dari keyakinan-keyakinan sebelumnya secara total dalam kehidupan sehari-hari karena sudah mengakar turun-temurun, akan tetapi dalam praktiknya, proses dakwah para da’i dan santri pesantren yang terus berkembang telah memberikan warna hidup babak baru untuk mengenalkan islam secara positif tahap demi tahap prosesnya.

Kiprah da’i dan pesantren di Blitar yang secara kultural memiliki kedekatan dengan titah para Kyai Pesantren sejak jaman dahulu merupakan unsur penting dalam dinamika historis perkembangan dakwah terutama di daerah Blitar sebagai kota bersejarah dengan merekam berbagai peristiwa penting baik sosial budaya, ekonomi maupun politik. Begitu juga dengan sejarah mendiang Sang Proklamator Presiden RI pertama Ir Soekarno juga memiliki catatan sejarah yang diabadikan dalam museum hingga makam terakhir peristirahatannya.

Perkembangan kiprah da’i dan pesantren di Blitar memiliki peran utama, terutama dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis keislaman kepada para santri maupun juga menjalankan peran-peran dakwah di dalam kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya. Memang awal perjalanan dakwah yang terjal bagi para da’i dan guru agama Islam di
madrasah, langgar ataupun masjid dari satu kampung ke kampung lainya belum lagi target ancaman misi misionaris dari pihak luar seiring
berjalannya waktu.

Kisah perjalanan dakwah masa kemerdekaan hingga sekarang ini tentu saja tak pernah lupa dengan tragedi tahun
1965 yang menorehkan luka mendalam diharapkan tidak terulang kembali lagi. Cukup menjadi rekaman sejarah yang bisa diambil hikmahnya oleh seluruh elemen bangsa. Sentimen pertentangan ideologi anti NKRI dan anti islam bisa dilewati dengan benteng perjuangan dakwah kiprah da’i dan pesantren
sebagai proses memasukkan keutamaan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu keberkahan dan tolak ukur keberhasilan ialah tolak dengan didirikannya pesantren Nurus Salam Lodoyo Sutojayan juga Pesantren cabang Lirboyo di Bakung bersama masyarakat setempat. Masuknya nilai-nilai keislaman atau Islamisasi secara kultural melalui pondok pesantren diharapkan dapat menguatkan akidah masyarakat sehingga mampu memfilter ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam dan juga bertentangan dengan sisa-sisa laten komunisme masa itu. Inilah salah satu peran penting pesantren dalam sejarah perjalanan bangsa ini adalah keterlibatannya dalam perjuangan melawan penjajah.

Lebih lanjut, Ustadz Amin menuturkan kegiatan pendidikan dan dakwah yang mengedepankan kualitas ilmu dan adab juga telah mengubah keadaan suasana kesadaran masyarakat perkampungan di wilayah Bagian Blitar Selatan. “Peran da’i dan guru kampung biar sederhana ini sangat penting dalam menjaga umat,” pungkas Ustadz Amin sembari menerima wakaf mushaf Al-Qur’an dari Tanmia Foundation.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Pesantren Ar-Royyan 4

Perkuat Silaturahmi, Tanmia Foundation Adakan Kunjungan Ke Pondok Pesantren Ar-Royyan dan Tremas Pacitan

Pesantren Ar-Royyan 4

Segenap jajaran pengurus Tanmia Foundation bersama Pengasuh Pesantren Al-Itqan Bekasi Ust Rofiq Hidayat, Lc mengadakan safari dakwah ke wilayah jalur lintas selatan Jawa Timur, salah satunya ke Pesantren Ar-Royyan Gunung Cilik Kebon Agung, Pacitan ( 1/03/2023 ).

Kedatangan rombongan disambut oleh pengasuh pesantren Ar-Royyan Ust Herry Trisdiyanto, Lc dengan segenap pengurus pesantren setempat. Dalam beberapa poin kesempatan silaturahim tersebut yaitu bertujuan menjalin sinergi kerjasama tentang perkembangan pendidikan pesantren dan dinamika problematika dakwah di lapangan. Dunia dakwah dan pendidikan pesantren adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan karena secara mendalam salah satu program unggulan yang bisa diwujudkan ialah bentuk khidmat untuk ummat dengan pengabdian kepada masyarakat. Inilah pentingnya pesantren dan lembaga dakwah menjalin sinergitas dengan berbagai kalangan.

“Menjalin Silaturahmi ke pelosok daerah bertemu para alim ulama dan da’i lapangan adalah bentuk menguatkan ukhuwah dan ruang mempererat sinergitas dalam membangun jalan dakwah bersama pesantren sebagai basis pendidikan non formal dan secara nyata bisa menjadi solusi dalam banyak hal salah satu diantaranya melalui santri pengabdian yang ditugaskan di masyarakat”, jelas Ustadz Rofiq dalam prolog muqaddimah ta’aruf pembicaraan nya.

Sementara Ust Herry Trisdiyanto, selaku pengasuh Pesantren Ar-Royyan mengungkapkan salah satu sisi menarik tentang program dakwah di wilayahnya dimana kiprah pesantren yang tengah berjalan ialah dakwah berbasis pada pembinaan masyarakat melalui program Ta’limul Quro’ ( mengajar ngaji ke desa-desa ). Berbagai jenjang usia yang antusias mengikuti selama kurun 3 tahun terakhir ialah mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia yang sudah tersebar di berbagai titik pedesaan di wilayah Pacitan. Tenaga pengajar yang siap diterjunkan ialah para santri yang sedang mengikuti program pendidikan dengan jadwal yang sudah disesuaikan waktunya.

Kilas kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren Ar-Royyan adalah program pendidikan selama 2 tahun dengan jenjang pesantren tinggi yang fokus pada menghafal Al-Qur’an dan dan konsentrasi pada ilmu syar’i khususnya Fiqih Madzab Syafi’i.

Strategi pendekatan dakwah islam pada masyarakat yang bertumpu pada ilmu dan adab sangat penting untuk menjadi ciri khas pesantren dan berikut para santrinya. Dengan keikhlasan dan perjuangan para ulama sebagai pewaris dakwah para nabi memiliki visi dan misi yang sama yaitu dakwah islamiyah untuk satu kata tujuan yang sama yakni keridhoan Allah semata bukan untuk kepentingan golongan maupun kekuasaan apapun.

Agenda penutupan waktu safari dakwah Tanmia Foundation di Pacitan juga tak luput untuk singgah di Pesantren Tremas, Arjosari.
“Tremas itu adalah salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1820. Kawasan desa kecil bernama Tremas Arjosari kini menjadi kawasan lingkungan pesantren yang bersejarah melegenda. Begitu juga Pesantren Tremas juga tak luput dari banyak karya literatur kitab peninggalan Syaikh Mahfudz at-Tarmasi ulama kharismatik asal Tremas ini yang berkiprah di Timur Tengah dengan segudang ilmunya yang sampai saat ini pun karya-karyanya masih digunakan disana.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Pelajaran Dan ‘Ibrah Dari Peristiwa Isra’ Dan Mi’raj

Oleh : Kholid Mirbah Lc

Allah ta’ala berfirman,

‎(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ)

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
[Surat Al-Isra’ 1]

Diantara peristiwa yang sangat penting yang diabadikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Quran dan As-Sunnah adalah peristiwa Isra Mi’raj. Ini adalah sebuah peristiwa yang penting karena ia merupakan bagian dari kisah Al Qur’an dan diantara keistimewaan kisah Al Qur’an adalah memiliki nilai pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan. Isra dan Mi’raj adalah Universitas Kehidupan dimana, ia mendidik umat islam untuk menjadi Khaira Ummah (ummat terbaik), maka, diantara pelajaran dan ‘Ibrah yang dapat dipetik dari peristiwa Isra dan Mi’raj adalah:

‎1. الابتلاء الإيماني

(Ujian Keimanan),
Iman bukan hanya sekedar kalimat yang diucapkan, bukan sekadar pengakuan dan bukan sekedar KTP, begitu banyak didunia ini bahkan dizaman Nabi, manusia yang mengaku beriman tetapi ucapannya nya itu ditolak oleh Allah karena hanya sebatas pengakuan saja. Firman Allah ta’ala,

‎(وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِینَ)

Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
[Surat Al-Baqarah 8]

Ia memberikan pelajaran yang sangat penting ketika orang-orang kafir Quraisy mendengar berita Isra’ dan Mi’raj ini mereka mentertawakan, mengejek Nabi dan ajarannya, tetapi datanglah Abu Bakar As-Shiddiq ketika ditanya tentang peristiwa tersebut beliau berkomentar, Jangankan hanya sekedar perjalanan Isra dan Mi’raj yang hanya satu malam, kalaupun seandainya Nabi memberikan kabar yang lebih aneh dari pada itu saya beriman dan yakin karena Nabi tidak pernah bohong. Inilah logika seorang mukmin, ketika berita itu datangnya dari Al-Quran dan Assunnah meskipun tidak masuk akal, tidak ada perkataan ia selain kami dengar dan taat. Inilah ciri mukmin sejati yang diabadikan Allah dalam Al Quran. Firman Allah ta’ala,

‎(إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذَا دُعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِیَحۡكُمَ بَیۡنَهُمۡ أَن یَقُولُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ)

Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[Surat An-Nur 51]

 

 

Sehingga seorang mukmin sejati akan menjadikan akalnya, pendapatnya, kecenderungannya dan segala potensi dalam dirinya harus tunduk dibawah wahyu, dia tidak akan berani mendahulukan akal dan pendapatnya karena dia menyadari bahwa Akal dan pendapatnya bisa benar dan bisa salah sementara wahyu Allah pastilah benar. Sehingga Nabi dalam hadits bersabda,

‎عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ”

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa. (HR Baihaqi).

‎2. العبودية لله مقام شريف

(Menghambakan diri kepada Allah adalah kedudukan yang terhormat.)
Umat manusia yang terhormat adalah mereka yang hanya Menghambakan diri kepada Allah ta’ala, hanya tunduk dan menjadi budak nya Allah, bukan menjadi hamba yang lain.
Oleh karenanya para ulama tafsir menyebut alasan kenapa Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam awal surat Al Isra disebut dengan redaksi ‘abdihi, karena Idhafah atau menyandarkan kata hamba kepada kata dhamir (ganti) kepada Allah adalah tasyrifan lahu (sebagai pengagungan kepada beliau ), Allah ta’ala berfirman,

‎(سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ)

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
[Surat Al-Isra’ 1]

Oleh karena itu kehormatan suatu bangsa akan tercapai apabila mereka hanya menjadi hamba Allah semata, hanya meminta pertolongan kepada-Nya semata, dalam Al Qur’an ketika Allah menyebutkan diantara kriteria pemimpin yang benar, diberkahi dan diridhai Allah, selain karakteristiknya adalah gemar menunaikan shalat dan mendirikan zakat, karakter berikutnya adalah ia selalu totalitas menghambakan diri hanya kepada Allah, firman Allah,

‎(وَجَعَلۡنَـٰهُمۡ أَىِٕمَّةࣰ یَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا وَأَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡهِمۡ فِعۡلَ ٱلۡخَیۡرَ ٰ⁠تِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِیتَاۤءَ ٱلزَّكَوٰةِۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عَـٰبِدِینَ)

Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.
[Surat Al-Anbiya’ 73]

Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menjadi budak nya Allah, sehingga ia akan meraih kemerdekaan sepenuhnya dalam hidup, dan begitulah yang dilakukan Ali dalam mendidik anak anaknya, beliau berpesan kepada mereka,

‎يا بني لَا تَكُنْ عَبْدَ غَيْرِكَ وقَدْ جَعَلَكَ اللَّه حُرّاً

Wahai anakku, Janganlah sekali kali kamu menjadi budaknya orang lain, padahal Allah telah menciptakan mu dalam keadaan merdeka.

Kita harus merdeka dan tidak boleh memperbudak orang lain, meskipun beda agama, beliau adalah Umar bin Khattab, memvonis seorang gubernur Mesir yang bernama Amr bin ‘Ash dan anaknya dengan sebuah hukuman, ketika anaknya memukul seorang Qibti (Pengikut agama Nashrani) hanya karena kalah lomba balapan, makanya ia dan Ayahnya dihukum oleh Khalifah Umar dengan mengatakan,

‎يا عمرو! متى استعبدتم الناس وقد ولدتهم أمهاتهم أحرارا

Wahai Amr! Sejak kapan kamu berani memperbudak manusia sementara mereka dilahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka!!!!

Isra dan Mi’raj memberikan pelajaran yang sangat penting bahwa umat islam harus merdeka, mereka harus diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah dan menuntut ilmu agama tanpa ada ancaman dari pihak manapun.

‎3. أهمية الرحلة من المسجد إلى المسجد

(Urgensi perjalanan dari satu masjid ke masjid lain.)

 

Umat Islam akan barsatu, berjaya dan bermartabat itu apabila mereka mengawali hidup mereka dari masjid, karena masjid itu jauh dari kepentingan-kepentingan golongan, politik dan ekonomi, karena masjid adalah rumah Allah, maka kekuatan ummat akan menjadi sebuah kenyataan ketika mereka menyelesaikan segala problematika kehidupan dari masjid, meskipun golongan, politik, ekonomi juga penting sebagai sarana kehidupan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‎إذا رأيتُم الرجل يعتاد المساجدَ فاشهدوا له بالإيمان

“Jika engkau melihat seseorang rajin/membiasakan ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia adalah orang yang beriman.”(HR. Ahmad)

‎4. أهمية الإهتمام بالمسجد الأقصى

(Urgensi memperhatikan Masjidil Aqsa)

Pembaca yang budiman ! Ingat, Kita nanti akan ditanya oleh Allah, mana bukti kita berjuang dan berkontribusi untuk kemerdekaan masjidil Aqsa. Setiap manusia pasti nanti akan ditanya tentangnya oleh Allah, tidak hanya kepada orang Palestina dan orang Arab saja akan tetapi seluruh kaum muslimin di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, dan sekaligus Allah memberikan penghargaan bagi mereka yang berjuang untuk kemerdekaan Masjidil Aqsa dari cengkraman Yahudi, Sabda Nabi:

‎لا تقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود, فيقتلهم المسلمون حتى يختبئ اليهودي من وراء الحجر والشجر, فيقول الحجر أو الشجر: يا مسلم, يا عبد الله, هذا يهودي خلفي, فتعال فاقتله .. إلا الغرقد, فإنه من شجر اليهود “

Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, “Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), kerana termasuk pohon Yahudi.” (HR Muslim dalam Shahih Jami ‘As-shaghir no. 7427)

Semoga peristiwa Isra Mi’raj membuka hati dan menggugah jiwa kita agar bangkit menjadi hamba Allah, tidak rela menjadi hamba manusia, semoga kita termasuk salah satu pejuang yang berkontribusi untuk membebaskan Masjidil Aqsa sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi radhiyallaahu anhuma.

Wakaf Lampu Tenaga Surya, Cahaya Syi’ar Dakwah Untuk Pulau Simuk Nias Selatan

Merasakan sebagai masyarakat urban perkotaan dengan melesatnya perkembangan teknologi dan informasi serba digital menjadikan perubahan jaman dan lingkungan terus berubah sangat cepat bahkan tanpa harus menunggu berlama-lama sehari 24 jam. Pusaran detik dan menit pun bisa berubah tanpa jeda sehingga hiruk pikuk kehidupan populasi manusia dan semua isinya bisa di ibaratkan dengan mudahnya dapat diakses dan digenggam dalam satu klik sentuhan tangan.

Menelisik lebih jauh kedalam masih sangat prihatin dengan kondisi beberapa daerah pelosok tanah air yang masih belum beranjak dari kategori daerah 3T ( Terdepan, Terluar, Tertinggal ). Sebagian besar kondisi berbagai daerah tersebut memang terpisahkan oleh lautan luas karena tanah air nusantara ini dominan kawasan maritim. Jumlah ribuan pulau satu sama lainnya terpaut jauh jaraknya sehingga menjadi faktor kendala dan tantangan dalam proses pemerataan pembangunan yang timpang hingga saat ini. Inilah realita pelosok tanah air yang tidak serta merta mudah membalikkan telapak tangan dalam proses pembangunannya baik fisik wilayahnya maupun penduduk setempat sebagai sumber daya manusia pengisinya.

Dalam rangka mendukung laju kegiatan dakwah di wilayah pelosok tanah air kali ini Tanmia Foundation mengirimkan 3 paket wakaf panel surya LTSHE ( Lampu Tenaga Surya Hemat Energi ) pada penghujung Januari (30/01/2023).

Daerah yang ditujukan masing-masing ialah Pulau Simuk Nias Selatan, Hulu Sungai Batang Gansal Suku Talang Mamak Riau dan Pulau Halmahera Maluku Utara. Diharapkan wakaf panel surya tersebut dapat sampai di lokasi sebelum datangnya bulan Ramadhan tahun 1444 H ini tiba.

Adanya program wakaf perangkat lampu tenaga surya yang masih bergulir dari tahun ke tahun dari Tanmia Foundation diharapkan ikut menyambung kontribusi untuk menunjang kemajuan fasilitas pendukung pendidikan dan syi’ar dakwah di pelosok dengan segenap kemampuan yang ada. Bersama dengan elemen ummat bergerak bahu membahu membangun jalanya dakwah di pelosok tanah air adalah salah satu bagian mensukseskan program pembangunan baik fisik maupun non fisik demi terwujudnya perbaikan masyarakat dan peradaban yang lebih baik untuk izzul Islam wal muslimin.

Daerah khusus yang diprioritaskan pengiriman lampu panel surya Tanmia Foundation kali ini terbilang daerah-daerah terisolir di tengah lautan, inilah salah potret kehidupan pelosok Pulau Simuk, sebuah pulau di tengah Samudera Hindia di penghujung bagian Nias Selatan. Program wakaf panel surya ini juga melanjutkan kegiatan Tanmia Foundation yang sudah sejak 2019 telah mengadakan kegiatan Safari Dakwah di Pulau Nias ketika itu sebagai salah satu pulau terluar Indonesia di wilayah bagian Provinsi Sumatera Utara.

Menelisik lebih dalam kegiatan mata pencaharian warga pribumi asli Pulau Simuk yang sudah turun temurun adalah nelayan dan petani. Tatanan kehidupan sosial masyarakat satu sama lain masih saling bertautan tali kekerabatan kendati disini dalam satu keluarga masih beragam berbeda keyakinan agama. Kaum muslimin termasuk minoritas di Simuk akan tetapi kehidupan antar umat beragama tetap berjalan dengan harmonis menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dg batasan-batasannya. Dan baru saja beberapa tahun terakhir ini juga Pulau Simuk menjadi wilayah kecamatan pemekaran baru menjadi Wilayah Kecamatan Pulau Simuk setelah sebelumnya menjadi wilayah Kecamatan Pulau-pulau Batu Nias Selatan.

Masih ada sebagian besar warga asli tidak memilih hidup di tengah hiruk pikuk kota besar, padahal bukan tidak mungkin lebih menjanjikan ekonomi dengan pendapatan yang lebih besar, dan kehidupan lebih layak berdasarkan standar umum. Sebutlah, Ismail Garamba salah satu guru pewaris TPQ Masjid At-Taqwa Pasar Biduk Pulau Simuk ia lebih memilih untuk menetap dan menjadi guru sukarela di kawasan pedalaman Simuk.

Diluar kegiatannya mengajar sebagai honorer sekolah ia membuka TPQ untuk pendidikan anak-anak. Perkembangan pendidikan masih terbilang sangat sederhana dan bisa terbilang tertinggal untuk ukuran saat ini. Bangunan sekolah terlihat tua termakan usia. Sekolah hanya ada beberapa saja dan sarana ibadah pun terbatas. Belum lagi jaringan listrik disini hanya mengandalkan genset dalam hitungan jam saja setelah itu sunyi gelap gulita. Akses komunikasi pun terkadang muncul tenggelam hilang jaringannya.

Berdasarkan kondisi lapangan kadang timbul rasa miris keprihatinan dan kepedulian, merasa prihatin dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan dakwah dan pendidikan yang belum memadai.

Selama ini, memang masih banyak daerah di Indonesia, khususnya pulau-pulau terluar dan terpencil yang masih belum mendapatkan akses jaringan listrik dan komunikasi. Salah satunya di Pulau Simuk Nias Selatan. Pulau Nias sendiri termasuk salah satu bagian kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang memiliki daerah kepulauan, yang mana ada puluhan pulau tak berpenghuni.

Salah satu kendalanya di Simuk untuk mendapatkan jaringan sinyal terpaksa harus berjalan jauh ke pesisir atau menaiki tempat yang lebih tinggi dulu, untuk bisa berpesan berkomunikasi dengan seseorang yang berada di wilayah lain ataupun sebaliknya saat menerima pesan.

Ismail, sebagai pengajar TPQ, berharap kondisi ini menjadi perhatian khusus berbagai pemegang kebijakan pemerintah daerah, juga semua pihak. Setidaknya, semangat anak-anak Simuk dalam menggapai impian bisa didukung dengan sarana dan prasarana belajar yang memadai.

“Saya sangat berterimakasih pada Tanmia Foundation dan berharap untuk ke depannya, kegiatan TPQ ini terus bertahan dan menjadi pondasi pendidikan bagi anak-anak, sehingga mendorong adanya SDM yang unggul, sarana dan prasarana yang memadai, sehingga visi, misi, dan cita-cita pendidikan bisa tercapai,” ungkap Ismail dalam pesan singkatnya lewat seluler.

Bagi Ismail, mengajar di sekolah dan TPQ seperti menjawab penggilan hatinya. Ia pun mengungkapkan keluh kesahnya sebagai pengasuh TPQ masjidnya, banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan dan bimbingan, tetapi sayangnya masih belum banyak pihak yang datang menjawab solusi kebutuhan mereka.

Salah satu yang menjadikan pendidikan berkembang di suatu daerah ialah kesadaran masyarakat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dengan di dukung oleh sarana dan prasarana memadai. Inilah bagian realita dakwah di tanah air yang memerlukan sumbangsih nafas panjang. Semoga Allah mudahkan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id