Ramadhan Bulan Kesabaran

Televisi mulai dihiasi dengan tayangan iklan sirup, sarung, dan aneka iklan khas Ramadhan lainnya, merupakan pertanda bahwa suasana Ramadhan sedang dirasakan kaum muslimin seluruh dunia. Maka sangat bersyukur bagi mereka yang kembali dipertemukan dengan bulan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan ini.

Di dalam kitab Lathaaif al-Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali –rahimahullahu- mengutip perkataan Mu’alla bin al-Fadhl, seorang ulama terdahulu, ia mengatakan:

كانو يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان، ويدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم.

“Mereka berdoa kepada Allah ta’ala selama enam bulan agar disampaikan dengan bulan Ramadhan, dan mereka berdoa selama enam bulan Ramadhan berikutnya agar amalan mereka di bulan Ramadhan diterima oleh Allah ﷻ.”

Bulan ini juga merupakan bulan keberkahan, yang mana setiap amalan di dalamnya akan dilipatgandakan pahalanya. Bahkan, salah satu ibadah wajib di bulan ini yaitu puasa, Allah ta’ala menjanjikan dengan pahala yang tak terbatas atau tanpa hisab. Allah ﷻ berfirman di penghujung ayat yang ke-10 pada surat Az-Zumar:

((إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب))

“Sesungguhnya kesabaran akan diganjar dengan pahala tanpa hisab (tak terhingga).”

Ulama membagi sabar menjadi tiga tingkatan, diantaranya; 1.) Sabar atas ketaatan kepada Allah SWT, 2.) Sabar atas ujian dari Allah SWT, dan 3.) Sabar atas maksiat kepada Allah SWT. Apabila kita telisik lebih dalam, bahwa di dalam puasa terdapat esensi tiga unsur sabar ini, dengan rincian sebagai berikut:

  1. Sabar atas ketaatan kepada Allah SWT. Kaum muslimin dituntut untuk bersabar atas segala sesuatu yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT, salah satu perintah-Nya yang harus ditaati adalah berpuasa di bulan Ramadhan ini.
  2. Sabar atas ujian dari Allah SWT. Salah satu hikmah disyariatkannya puasa adalah, agar orang-orang kaya bisa merasakan kelaparan seperti halnya yang dirasakan oleh saudara-saudara kaum muslimin yang kurang mampu. Maka, di dalam puasa ada unsur kesabaran juga, yaitu berupa ujian dari Allah SWT, kita dituntut untuk meninggalkan semua larangan-larangan yang dapat membatalkan puasa. Seperti kita menahan lapar, haus, amarah dan nafsu syahwat.
  3. Sabar atas maksiat kepada Allah SWT. Ketika berpuasa dituntut juga agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, maka kita bersabar atas godaan-godaan tersebut.

Jadi, tidak diragukan lagi bahwa puasa memiliki keutamaan yang luar biasa, yaitu pahala yang tak terbatas, bahkan Allah SWT sendiri yang langsung mengganjarnya. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh –radhiyallahu ‘anhu- ia bersabda:

((كل عمل ابن أدم له؛ الحسنة بعشر أمثالها إلى سبع مائة ضعف. قال الله عز وجل: إلا الصيام؛ فإنه لى وأنا أجزي به)) رواه متفق عليه

“Semua amalan anak Adam kembali untuknya, setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipat.” Allah ﷻ berfirman (di dalam hadits qudsi): “Kecuali puasa, karena puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya langsung.”  (Muttafaqun ‘alaih).

Semoga di bulan Ramadhan ini, kita semua diberikan keistiqomahan dalam menjalankan rangkaian ibadah puasa dan ibadah lainnya. Aamiin. Wallahu a’lam bisshowab.

Oleh: Moh. Munib Asmuni, Lc

wakaf-quran-ramadhan2

Bagikan Al Quran Wakaf, Mengejar Nilai di Kemuliaan Ramadhan

wakaf-quran-ramadhan

Ramadhan belum berlalu untuk mendapatkan kesempatan memuliakannya. Jum’at berkah mulia Tanmia Foundation menyerahkan kegiatan wakaf qur’an dan panduan do’a sehari- hari untuk kegiatan belajar mengaji UMI (Ukhuwah Mualaf Indonesia) di Kawasan Lembah Lereng Merapi Magelang dan kegiatan TPQ Ramadhan di Rumah Tahfizh dan Tilawah Abdurrahman Musa Palembang (1/03/2023).

Kegiatan wakaf Qur’an Tanmia Foundation di bulan Ramadhan ini sudah berlangsung rutin dari tahun ke tahun sebelumnya sebagai bagian syi’ar membumikan nilai-nilai Al-Qur’an dan kemajuan dakwah di penjuru negeri.

wakaf-quran-ramadhan2

Ini bagian untuk mewariskan nilai-nilai kebaikan yang akan menumbuhkan semangat untuk berlomba-lomba dalam meraup pundi-pundi amal shaleh dan mengumpulkan jariyah kebaikan tanpa batas itulah pilihan keutamaan, terlebih dalam mengisi kegiatan amal-amal mulia di bulan Ramadhan sebagai bulan diturunkan Qur’an dengan keajaiban mukjizatnya.

Kegiatan dakwah utama berbasis nilai qur’ani menjadi prioritas pertama dalam rangka meningkatkan kualitas keimanan untuk mencapai derajat ketakwaan paripurna. Nilai syi’ar Al-Qur’an didalam bulan suci ini menjadi penting dalam rangka menyuburkan oase keimanan agar hati menjadi luluh dan luruh dengan ruh nilai-nilai kalam ilahi yang menjadi do’a pamungkas tiada bandingnya.

“Alhamdulillah, kegiatan ramadhan tahun ini berjalan lancar dengan berbagai ragam jenis program sesuai dengan jadwal masing-masing waktu pelaksanaannya”, tutur Ustadz Fauzan selaku pengasuh rumah Qur’an Abdurrahman Musa Palembang.

Adapun disamping lainnya untuk kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an yang diselenggarakan oleh Ukhuwah Mualaf Indonesia terus mengalami perkembangan dengan terus menyelenggarakan kegiatan selama bulan Ramadhan di berbagai titik pedesaan baik di kawasan lereng Merapi dan Merbabu baik di wilayah bagian Magelang maupun Semarang.

wakaf-quran-ramadhan4

“Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan belajar mengajar Al-Qur’an selama bulan Ramadhan menjadi motivasi bagi para peserta baik dari kalangan anak-anak juga para lansia dengan tekad kegigihannya”, pungkas rasa terima kasih Ummi selaku pengajar TPQ Lansia kepada pihak Tanmia Foundation.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Santri Pesantren Al-Itqan Semarakkan Kegiatan Ramadhan di Banjarnegara Jateng

Mengawali semarak Ramadhan tahun 1444 H segenap santri kelas akhir pesantren al-Itqan, Kranggan Bekasi mengadakan kegiatan serambi Ramadhan diberbagai Masjid di wilayah Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah pada (23/03/2022. Para santri pun telah tiba di lokasi beberapa hari sebelum Ramadhan tiba untuk mempersiapkan kegiatan yang akan berlangsung selama sebulan penuh.

Program serambi Ramadhan ( Semarak Ramadhan Dengan Berbagi ) ini terselenggara atas kerjasama antara pihak pesantren dengan Balai Dakwah Al-Qomar Banjarnegara Jawa Tengah. Kegiatan santri kelas akhir ini cukup beragam dari menjadi imam tarawih, mengajar TPQ, pesantren kilat , kultum dan pengajian serta khatib jum`at yang akan ditempatkan di berbagai titik-titik lokasi masjid masyarakat dan perkampungan.

Tujuan diadakanya kegiatan ini adalah bagian pendidikan tarbiyah untuk para santri dalam rangka membersamai ummat dengan terjun ke masyarakat langsung untuk membumikan syi`ar nilai-nilai akhlak dan al-qur`an terlebih didalam keutamaan bulan suci Ramadhan sebagai bulan diturunkanya Al-Qur`an. Kegiatan ini juga menjadi sarana mendidik mental dan kepribadian para santri dengan nilai-nilai keshalihan, keimanan, kemandirian, kepemimpinan dan bertanggung jawab serta penghubung komunikasi kepada masyarakat untuk mengenal dunia pesantren.

“Alhamdulillah, kegiatan Serambi Ramadhan adalah kegiatan rutin tahunan Balai Dakwah Al-Qomar Banjarnegara yang pada kali ini bersama para santri kelas kelas akhir Pesantren Al-Itqan. Semoga kegiatan ini berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan,” ucap Ustadz Yudhistira sebagai panitia Serambi menerima kedatangan rombongan santri di lokasi.

Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 18 santri kelas akhir dimana sebelum diberangkatkan ke lokasi tugas masing-masing para santri telah mengikuti program pelatihan dan pembekalan agar memudahkan kelancaran kegiatan dan kordinasi selama acara berlangsung. Santri yang ditugaskan ditiap masjid berjumlah 1 atau 2 orang dengan secara bergilir akan ditemani pendamping dari pihak panitia.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Negeri Tanpa Pajak

Ribut-ribut soal pajak. Pajak merupakan penopang terbesar APBN Indonesia. Pembiayaan terbesar negara ini berasal dari pajak. Sehingga negara ini sangat bergantung pada pajak untuk pembangunan dan penggajian pegawainya.

Tapi seiring dengan itu bermunculan para pegawai pajak yang kaya raya, walau hanya bergaji kecil. Lembaga pajak pun dinobatkan sebagai salah satu lembaga paling korup di negara muslim ini. Padahal disinyalir yang ditangkap baru tikus kecil. Para pemimpinnya berlaku bak pahlawan yang sedang mengusir dan membantai tikus.

Para ahli bicara. Semua memberi komentar. Kalimat paling standar pun muncul; kalau di rumah ada tikus, bunuh tikusnya jangan bakar rumahnya. Belum pernah ada yang berani sekadar berwacana: Negeri Tanpa Pajak. Walau sekadar berwacana. Tidak para ahli itu. Tidak para pengamat. Tidak para motivator yang biasa mengajak orang keluar dari kebiasaan. Tidak pemimpin agama.

Yang ada justru berbagai macam jenis pajak terus bermunculan. Pemerintah yang berhasil mengumpulkan pajak paling banyak sebagai income negara dianggap yang paling sukses. Saking liarnya wacana pajak, rakyat kecil yang hanya berjualan di sepanjang trotoar pun diwacanakan harus dipajaki. Nah, di sinilah dahsyatnya iman dan ilmu. Kalau sulit dijumpai orang yang sekadar berwacana tentang negeri tanpa pajak. Pembahasan kita ini bukan saja wacana. Bahkan merupakan iman! Dan telah teruji secara empiris!!!

Pajak, Warisan Romawi dan Persia

Dua negara adidaya itu yang mengajari tentang pajak. Berbagai macam pajak diwajibkan kepada rakyat. Tidak peduli apakah mereka tersiksa atau sekarat. Hidup semakin sulit. Sementara harta terkumpul di istana. Pantas saja, dua imperium besar itu layak dan harus ditutup. Karena kekuasaan yang dibangun di atas kedzaliman. Dan hanya Islam yang mampu menutupnya. Di zaman Khalifah adil Umar bin Khattab, keduanya berhasil tutup buku!

Berikut ini penjelasan Prof. Dr. Akram Dhiya’ dalam ‘Ashr al Khilafah Ar Rasyidah tentang Romawi,
“Adapun keadaan ekonominya, riba dan penimbunan adalah merupakan asas aturannya.Kaisar Heraklius mewajibkan pajak-pajak baru terhadap penduduk wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Romawi, untuk menutup hutang besar pembiayaan perang dengan Persia.”

Selanjutnya, Akram menjelaskan dampak pajak-pajak yang semakin membuat income negara semakin besar tetapi membuat rakyat semakin sengsara,
“Emperium Bizantium mengalami penurunan drastis disebabkan oleh semakin besarnya berbagai pungutan dan pajak. Penurunan pada aktifitas bisnis, diabaikannya sektor pertanian dan semakin berkurangnya bangunan-bangunan.”

Akram menukil tulisan Alfred J. Butler dari bukunya Arab Conquest of Egypt sebagai penguat hal tersebut,
“Cukuplah untuk menjelaskan bagaimana Emperium Romawi mengatur wilayah-wilayahnya dengan melihat tulisan Butler tentang pengaturan Mesir: Romawi di Mesir menetapkan pajak jiwa juga pajak-pajak yang jenisnya banyak sekali.

Dia juga menjelaskan: Tidak diragukan lagi, pajak-pajak Romawi di luar kemampuan masyarakatnya. Dijalankan tanpa mempedulikan asas keadilan.

Dia kembali menjelaskan: Pemerintahan Romawi di Mesir hanya memiliki satu tujuan yaitu mengumpulkan harta sebanyak-sebanyaknya dari rakyat untuk pundi-pundi bagi para penguasa.

Akram juga menukil literatur lain tulisan William J. Durant sebagai penguat: Bahkan masyarakat asli Romawi sendiri merasa keberatan terhadap pajak-pajak tersebut, khususnya para petani yang terpaksa menjual tanah-tanah mereka untuk membayar pajak dan kemudian pergi meninggalkan kotanya.

Keadaan ketika masyarakat tercekik oleh pajak yang digunakan untuk pesta para penguasa, membuat mereka berlari ketika ada alternatif lain. Apalagi yang datang bukan buaya sebagai pengganti singa. Benar-benar generasi cahaya.

Saat Amr bin Ash memimpin penaklukan Mesir, dia menjumpai masyarakat Mesir justru menyambut dengan baik kehadiran muslimin. Apalagi mereka telah mendengar keadilan muslimin begitu terkenal di seluruh dunia.

Amr bin Ash berangkat dari Paletina, masuk ke Mesir melalui Rafah, menuju Arisy terus ke Farma berikutnya Kairo dan Iskandariyah.

DR. Ali Ash Shalaby berkata, “Amr maju (masuk Mesir) ke arah barat, dia tidak menemui pasukan Romawi kecuali setelah sampai di wilayah Farma. Adapun sebelum wilayah itu, masyarakat Mesir menyambutnya ucapan selamat datang dan kegembiraan.”

Sebenarnya ini ancaman bagi negeri manapun. Masyarakat yang sudah muak dengan pajak yang semakin menyulitkan dan para penguasa yang berpesta, mereka akan segera menumpahkan kesetiaannya bagi kekuatan yang membebaskan mereka dari perpajakan. Untuk itulah setelah Amr bin Ash berhasil membuka Mesir, dia resmi mengumumkan ditutupnya pajak. Dan begitulah diberlakukan di seluruh dunia kekhilafahan saat itu.

Penghapusan Pajak di Pemerintahan Nuruddin Az Zenky

Nuruddin Az Zenky adalah seorang penguasa muslim yang hebat. Menegakkan aturan Islam di masyarakat. Menjaga keutuhan negara dari berbagai serangan; baik dari sekte-sekte sesat dan pasukan salib. Dialah yang berhasil menyatukan kembali Syam yang terkoyak karena perpecahan dan akhirnya lemah di hadapan musuh Islam. Negara menjadi tempat yang nyaman untuk beraktifitas ekonomi. Keamanan, kemakmuran, berawal dari keadilan dan jihad Nuruddin Mahmud Az Zenky. DR. Ali Ash Shalaby menulis buku:

عصر الدولة الزنكية ونجاح المشروع الإسلامي بقيادة نور الدين محمود الشهيد في مقاومة التغلغل الباطني والغزو الصليبي

(Pemerintahan Zenky Keberhasilan Gerakan Islam dipimpin Nuruddin Mahmud Asy Syahid menghadapi Kebatinan dan Perang Salib)

Salah satu konsep Nuruddin Az Zenky membangun keadilan, kebesaran dan kemakmuran negara adalah dengan dihilangkan semua bentuk pajak dan pungutan. Seluruh wilayahnya; Syam, Jazirah Arab, Mesir dan lainnya tadinya harus mengeluarkan pajak dengan besaran hingga mencapai 45%. Pengumuman resmi kenegaraan disampaikannya di seluruh wilayah, di masjid-masjid. Inilah yang dibacakan oleh Nuruddin di Mosul tahun 566 H di hadapan masyarakat:

وقد قنعنا من الأموال باليسير من الحلال، فسحقا للسحت، ومحقاً للحرام الحقيق بالمقت، وبعداً لما يبعد من رضا الرب، وقد استخرنا الله وتقربنا إليه بإسقاط كل مكس وضريبة في كل ولاية لنا بعيدة أو قريبة ومحو كل سنة سيئة شنيعة، ونفي كل مظلمة فظيعة وإحياء كل سنة حسنة .. إيثاراً للثواب الآجل على الحطام العاجل

“Kami rela dengan harta yang sedikit tapi halal, celakalah harta haram itu, sungguh celaka. Jauh dari ridho Robb. Kami telah istikhoroh kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Nya dengan menghapus segala bentuk pungutan dan pajak di semua wilayah; yang dekat ataupun yang jauh. Menghilangkan semua jalan buruk, meniadakan setiap kedzaliman dan menghidupkan setiap sunnah (jalan) yang baik…lebih memilih balasan di kemudian hari di bandingkan kehancuran yang segera.”

Tak hanya membacakan resmi keputusan baru negara di setiap wilayahnya. Tetapi Nuruddin juga memohon kepada para khatib-khatib di masjid-masjid untuk menyampaikan permohonan maaf negara atas pungutan dan pajak yang selama ini diambil.

Pemerintahan Nuruddin Zenky selanjutnya memberikan ancaman hingga hukuman mati bagi siapapun pejabat yang masih melakukan pungutan atau pajak. Pasti kemudian muncul pertanyaan: dari mana, negara membiayai semua kegiatannya. Islam mempunyai jawaban yang sangat lengkap. Sumber pemasukan negara yang ditetapkan Islam halal dan berkah. Kehalalan dan keberkahan lah yang membuat negara justru menjadi lebih banyak pemasukannya.

Tulisan ini belum membahas detail masalah itu. Dan justru di sinilah pentingnya para ulama hari ini menyuguhkan konsep jelas dan detailnya.
Tetapi mari kita dengarkan hasil global yang diperoleh oleh pemerintahan Nuruddin.

DR. Ali Ash Shalaby menjelaskan, “Hasil yang lazim setelah itu, masyarakat menjadi lebih giat untuk bekerja. Para pebisnis mau mengeluarkan harta-harta mereka untuk terus berbisnis. Pungutan yang sesuai dengan syariat justru berlipat-lipat lebih banyak dibandingkan pungutan haram.”

Kemudian dia menukil kalimat Ibnu Khaldun: “Perlakuan tidak baik terhadap harta masyarakat, akan melenyapkan harapan mereka dalam mengembangkan harta mereka. Karena mereka sadar, ujungnya uang mereka akan hilang dari tangan. ika ini terjadi, maka mereka akan cenderung menahan diri untuk berkarya. Tergantung seberapa besar kedzaliman terhadap mereka, sebesar itulah mereka menahan diri dari pengembangan harta. Maka rugilah pasar-pasar, gedung-gedung dan rusaklah keadaan…..kedzaliman terhadap harta masyarakat, kehormatan, darah dan rahasia mereka menyebabkan keguncangan dan kerusakan sekaligus. Negara pun runtuh dengan cepat.”

Hasil baik dari penghapusan pajak yang sering tidak diduga di zaman egois seperti ini adalah peran orang-orang kaya terhadap masyarakat miskin. Terbentuklah masyarakat yang saling menanggung dan menjamin seperti yang terjadi di pemerintahan Nuruddin Zenky. Hal ini mereka lakukan karena meneladani pemimpin negara sekaligus mengharap balasan dari Allah. Sehingga bermunculanlah swadaya untuk membangun sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah-rumah yatim dan sebagainya.

So, solusi itu memang hanya ada di Islam.

Negeri tanpa pajak bukanlah wacana. Negeri tanpa pajak adalah solusi pembangunan yang benar-benar membangun. *)

Oleh: Ust. Budi Ashari, Lc

Di Blitar Kota Bersejarah Bung Karno, Peran Da’i dan Pesantren Mengisi Sejarah Dakwah

“Tujuan saya pulang kampung setelah kuliah hanya ingin mencerahkan dan melihat anak-anak penerus dapat mengenyam dunia pendidikan agama lebih baik dengan memiliki akhlak mulia, sekalipun di daerah pelosok.” Begitu ucapan yang keluar dari seorang sosok guru sekaligus da’i bernama Ustadz Amin asal Blitar saat kunjungan safari dakwah jajaran pengurus Tanmia Foundation di Blitar, tepatnya di Kanigoro (2/3/2023).

Selesai menyelesaikan jenjang pendidikan syari’ah di LIPIA pada 2003, Ustadz Amin panggilan akrab disapanya mengabdikan diri untuk menjadi guru di Pesantren Nurussalam, tepatnya di Lodoyo Sutojayan Kabupaten Blitar.
Selain mengajar di pesantren ia pun aktif kegiatan dakwah di masyarakat dengan rutin mengajar masyarakat terutama di beberapa daerah binaan di wilayah Blitar bagian selatan.

Lebih lanjut, Ustadz Amin menuturkan perkembangan dan perubahan masyarakat setelah masuknya dakwah di titik-titik daerah pelosok Blitar bagian Selatan juga telah mengubah tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan terlebih pada nilai-nilai keimanan dan keislaman. Begitu juga kesenjangan kesejahteraan ekonomi pun berubah dimana daerah yang dulunya tandus dan kering kini berubah menjadi lahan produksi tanaman perkebunan seperti tebu misalnya, itu juga telah mengubah nasib penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Dari pertemuan singkatnya tentang kelamnya proses perjalanan dakwah di wilayah bagian selatan Blitar tak luput juga dari sisa-sisa sejarah kelam gerakan PKI tahun 1965 yang pernah terjadi di kawasan daerah itu. Basis masyarakat awam yang dijadikan titik pengumpulan simpatisan dan dukungan gerakan laten komunisme anti NKRI oleh oknum sisa-sisa PKI yang melarikan diri ke daerah tersebut. Daerah Blitar Selatan menjadi daerah tujuan persembunyian dan membangun basis massa tentu telah melewati berbagai pertimbangan pihak mereka.

Kondisi geografis Blitar bagian Selatan yang berupa perbukitan dan tandus dirasa sesuai untuk digunakan sebagai tempat aman untuk persembunyian. Keadaan masyarakat yang jauh tertinggal secara ekonomi waktu itu dirasa membuat masyarakat tidak terlalu menganggap hidup dengan tatanan beragama menjadi sebuah keyakinan yang sakral secara ritual menjadi suatu prioritas utama yang dipegang kuat dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ini boleh dibilang identik dengan dominan lingkungan kaum
abangan.

Kiprah santri dan da’i pesantren yang berlangsung bertahun-tahun membina masyarakat di kawasan Blitar bagian selatan berangsur-angsur memberikan pencerahan tentang kesadaran beragama dan tentunya juga membersihkan dari sisa-sisa paham komunisme. Kendati perkembangan zaman telah berubah lebih baik dari masa-masa sebelumnya akan tetapi tantangan akan tetap terus ada sebagaimana kepercayaan masyarakat yang telah dulu ada mereka anut sebelum-sebelumnya seperti tradisi, ritual, adat, dan budaya warisan nenek moyang. Memang sulit untuk menghilangkan pengaruh dari keyakinan-keyakinan sebelumnya secara total dalam kehidupan sehari-hari karena sudah mengakar turun-temurun, akan tetapi dalam praktiknya, proses dakwah para da’i dan santri pesantren yang terus berkembang telah memberikan warna hidup babak baru untuk mengenalkan islam secara positif tahap demi tahap prosesnya.

Kiprah da’i dan pesantren di Blitar yang secara kultural memiliki kedekatan dengan titah para Kyai Pesantren sejak jaman dahulu merupakan unsur penting dalam dinamika historis perkembangan dakwah terutama di daerah Blitar sebagai kota bersejarah dengan merekam berbagai peristiwa penting baik sosial budaya, ekonomi maupun politik. Begitu juga dengan sejarah mendiang Sang Proklamator Presiden RI pertama Ir Soekarno juga memiliki catatan sejarah yang diabadikan dalam museum hingga makam terakhir peristirahatannya.

Perkembangan kiprah da’i dan pesantren di Blitar memiliki peran utama, terutama dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis keislaman kepada para santri maupun juga menjalankan peran-peran dakwah di dalam kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya. Memang awal perjalanan dakwah yang terjal bagi para da’i dan guru agama Islam di
madrasah, langgar ataupun masjid dari satu kampung ke kampung lainya belum lagi target ancaman misi misionaris dari pihak luar seiring
berjalannya waktu.

Kisah perjalanan dakwah masa kemerdekaan hingga sekarang ini tentu saja tak pernah lupa dengan tragedi tahun
1965 yang menorehkan luka mendalam diharapkan tidak terulang kembali lagi. Cukup menjadi rekaman sejarah yang bisa diambil hikmahnya oleh seluruh elemen bangsa. Sentimen pertentangan ideologi anti NKRI dan anti islam bisa dilewati dengan benteng perjuangan dakwah kiprah da’i dan pesantren
sebagai proses memasukkan keutamaan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu keberkahan dan tolak ukur keberhasilan ialah tolak dengan didirikannya pesantren Nurus Salam Lodoyo Sutojayan juga Pesantren cabang Lirboyo di Bakung bersama masyarakat setempat. Masuknya nilai-nilai keislaman atau Islamisasi secara kultural melalui pondok pesantren diharapkan dapat menguatkan akidah masyarakat sehingga mampu memfilter ideologi-ideologi yang bertentangan dengan ajaran Islam dan juga bertentangan dengan sisa-sisa laten komunisme masa itu. Inilah salah satu peran penting pesantren dalam sejarah perjalanan bangsa ini adalah keterlibatannya dalam perjuangan melawan penjajah.

Lebih lanjut, Ustadz Amin menuturkan kegiatan pendidikan dan dakwah yang mengedepankan kualitas ilmu dan adab juga telah mengubah keadaan suasana kesadaran masyarakat perkampungan di wilayah Bagian Blitar Selatan. “Peran da’i dan guru kampung biar sederhana ini sangat penting dalam menjaga umat,” pungkas Ustadz Amin sembari menerima wakaf mushaf Al-Qur’an dari Tanmia Foundation.

 

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Pesantren Ar-Royyan 4

Perkuat Silaturahmi, Tanmia Foundation Adakan Kunjungan Ke Pondok Pesantren Ar-Royyan dan Tremas Pacitan

Pesantren Ar-Royyan 4

Segenap jajaran pengurus Tanmia Foundation bersama Pengasuh Pesantren Al-Itqan Bekasi Ust Rofiq Hidayat, Lc mengadakan safari dakwah ke wilayah jalur lintas selatan Jawa Timur, salah satunya ke Pesantren Ar-Royyan Gunung Cilik Kebon Agung, Pacitan ( 1/03/2023 ).

Kedatangan rombongan disambut oleh pengasuh pesantren Ar-Royyan Ust Herry Trisdiyanto, Lc dengan segenap pengurus pesantren setempat. Dalam beberapa poin kesempatan silaturahim tersebut yaitu bertujuan menjalin sinergi kerjasama tentang perkembangan pendidikan pesantren dan dinamika problematika dakwah di lapangan. Dunia dakwah dan pendidikan pesantren adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan karena secara mendalam salah satu program unggulan yang bisa diwujudkan ialah bentuk khidmat untuk ummat dengan pengabdian kepada masyarakat. Inilah pentingnya pesantren dan lembaga dakwah menjalin sinergitas dengan berbagai kalangan.

“Menjalin Silaturahmi ke pelosok daerah bertemu para alim ulama dan da’i lapangan adalah bentuk menguatkan ukhuwah dan ruang mempererat sinergitas dalam membangun jalan dakwah bersama pesantren sebagai basis pendidikan non formal dan secara nyata bisa menjadi solusi dalam banyak hal salah satu diantaranya melalui santri pengabdian yang ditugaskan di masyarakat”, jelas Ustadz Rofiq dalam prolog muqaddimah ta’aruf pembicaraan nya.

Sementara Ust Herry Trisdiyanto, selaku pengasuh Pesantren Ar-Royyan mengungkapkan salah satu sisi menarik tentang program dakwah di wilayahnya dimana kiprah pesantren yang tengah berjalan ialah dakwah berbasis pada pembinaan masyarakat melalui program Ta’limul Quro’ ( mengajar ngaji ke desa-desa ). Berbagai jenjang usia yang antusias mengikuti selama kurun 3 tahun terakhir ialah mulai dari anak-anak, remaja, dewasa dan lansia yang sudah tersebar di berbagai titik pedesaan di wilayah Pacitan. Tenaga pengajar yang siap diterjunkan ialah para santri yang sedang mengikuti program pendidikan dengan jadwal yang sudah disesuaikan waktunya.

Kilas kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pesantren Ar-Royyan adalah program pendidikan selama 2 tahun dengan jenjang pesantren tinggi yang fokus pada menghafal Al-Qur’an dan dan konsentrasi pada ilmu syar’i khususnya Fiqih Madzab Syafi’i.

Strategi pendekatan dakwah islam pada masyarakat yang bertumpu pada ilmu dan adab sangat penting untuk menjadi ciri khas pesantren dan berikut para santrinya. Dengan keikhlasan dan perjuangan para ulama sebagai pewaris dakwah para nabi memiliki visi dan misi yang sama yaitu dakwah islamiyah untuk satu kata tujuan yang sama yakni keridhoan Allah semata bukan untuk kepentingan golongan maupun kekuasaan apapun.

Agenda penutupan waktu safari dakwah Tanmia Foundation di Pacitan juga tak luput untuk singgah di Pesantren Tremas, Arjosari.
“Tremas itu adalah salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia yang sudah berdiri sejak 1820. Kawasan desa kecil bernama Tremas Arjosari kini menjadi kawasan lingkungan pesantren yang bersejarah melegenda. Begitu juga Pesantren Tremas juga tak luput dari banyak karya literatur kitab peninggalan Syaikh Mahfudz at-Tarmasi ulama kharismatik asal Tremas ini yang berkiprah di Timur Tengah dengan segudang ilmunya yang sampai saat ini pun karya-karyanya masih digunakan disana.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Pelajaran Dan ‘Ibrah Dari Peristiwa Isra’ Dan Mi’raj

Oleh : Kholid Mirbah Lc

Allah ta’ala berfirman,

‎(بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ)

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
[Surat Al-Isra’ 1]

Diantara peristiwa yang sangat penting yang diabadikan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam Al-Quran dan As-Sunnah adalah peristiwa Isra Mi’raj. Ini adalah sebuah peristiwa yang penting karena ia merupakan bagian dari kisah Al Qur’an dan diantara keistimewaan kisah Al Qur’an adalah memiliki nilai pendidikan yang sangat penting dalam kehidupan. Isra dan Mi’raj adalah Universitas Kehidupan dimana, ia mendidik umat islam untuk menjadi Khaira Ummah (ummat terbaik), maka, diantara pelajaran dan ‘Ibrah yang dapat dipetik dari peristiwa Isra dan Mi’raj adalah:

‎1. الابتلاء الإيماني

(Ujian Keimanan),
Iman bukan hanya sekedar kalimat yang diucapkan, bukan sekadar pengakuan dan bukan sekedar KTP, begitu banyak didunia ini bahkan dizaman Nabi, manusia yang mengaku beriman tetapi ucapannya nya itu ditolak oleh Allah karena hanya sebatas pengakuan saja. Firman Allah ta’ala,

‎(وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن یَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِینَ)

Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
[Surat Al-Baqarah 8]

Ia memberikan pelajaran yang sangat penting ketika orang-orang kafir Quraisy mendengar berita Isra’ dan Mi’raj ini mereka mentertawakan, mengejek Nabi dan ajarannya, tetapi datanglah Abu Bakar As-Shiddiq ketika ditanya tentang peristiwa tersebut beliau berkomentar, Jangankan hanya sekedar perjalanan Isra dan Mi’raj yang hanya satu malam, kalaupun seandainya Nabi memberikan kabar yang lebih aneh dari pada itu saya beriman dan yakin karena Nabi tidak pernah bohong. Inilah logika seorang mukmin, ketika berita itu datangnya dari Al-Quran dan Assunnah meskipun tidak masuk akal, tidak ada perkataan ia selain kami dengar dan taat. Inilah ciri mukmin sejati yang diabadikan Allah dalam Al Quran. Firman Allah ta’ala,

‎(إِنَّمَا كَانَ قَوۡلَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ إِذَا دُعُوۤا۟ إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ لِیَحۡكُمَ بَیۡنَهُمۡ أَن یَقُولُوا۟ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ)

Hanya ucapan orang-orang mukmin, yang apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul memutuskan (perkara) di antara mereka, mereka berkata, “Kami mendengar, dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[Surat An-Nur 51]

 

 

Sehingga seorang mukmin sejati akan menjadikan akalnya, pendapatnya, kecenderungannya dan segala potensi dalam dirinya harus tunduk dibawah wahyu, dia tidak akan berani mendahulukan akal dan pendapatnya karena dia menyadari bahwa Akal dan pendapatnya bisa benar dan bisa salah sementara wahyu Allah pastilah benar. Sehingga Nabi dalam hadits bersabda,

‎عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ”

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Tidaklah sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga hawa nafsunya mau mengikuti apa yang aku bawa. (HR Baihaqi).

‎2. العبودية لله مقام شريف

(Menghambakan diri kepada Allah adalah kedudukan yang terhormat.)
Umat manusia yang terhormat adalah mereka yang hanya Menghambakan diri kepada Allah ta’ala, hanya tunduk dan menjadi budak nya Allah, bukan menjadi hamba yang lain.
Oleh karenanya para ulama tafsir menyebut alasan kenapa Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam awal surat Al Isra disebut dengan redaksi ‘abdihi, karena Idhafah atau menyandarkan kata hamba kepada kata dhamir (ganti) kepada Allah adalah tasyrifan lahu (sebagai pengagungan kepada beliau ), Allah ta’ala berfirman,

‎(سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِیۤ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَیۡلࣰا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِی بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِیَهُۥ مِنۡ ءَایَـٰتِنَاۤۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ)

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
[Surat Al-Isra’ 1]

Oleh karena itu kehormatan suatu bangsa akan tercapai apabila mereka hanya menjadi hamba Allah semata, hanya meminta pertolongan kepada-Nya semata, dalam Al Qur’an ketika Allah menyebutkan diantara kriteria pemimpin yang benar, diberkahi dan diridhai Allah, selain karakteristiknya adalah gemar menunaikan shalat dan mendirikan zakat, karakter berikutnya adalah ia selalu totalitas menghambakan diri hanya kepada Allah, firman Allah,

‎(وَجَعَلۡنَـٰهُمۡ أَىِٕمَّةࣰ یَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا وَأَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡهِمۡ فِعۡلَ ٱلۡخَیۡرَ ٰ⁠تِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِیتَاۤءَ ٱلزَّكَوٰةِۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عَـٰبِدِینَ)

Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah.
[Surat Al-Anbiya’ 73]

Oleh karena itu, seorang pemimpin harus menjadi budak nya Allah, sehingga ia akan meraih kemerdekaan sepenuhnya dalam hidup, dan begitulah yang dilakukan Ali dalam mendidik anak anaknya, beliau berpesan kepada mereka,

‎يا بني لَا تَكُنْ عَبْدَ غَيْرِكَ وقَدْ جَعَلَكَ اللَّه حُرّاً

Wahai anakku, Janganlah sekali kali kamu menjadi budaknya orang lain, padahal Allah telah menciptakan mu dalam keadaan merdeka.

Kita harus merdeka dan tidak boleh memperbudak orang lain, meskipun beda agama, beliau adalah Umar bin Khattab, memvonis seorang gubernur Mesir yang bernama Amr bin ‘Ash dan anaknya dengan sebuah hukuman, ketika anaknya memukul seorang Qibti (Pengikut agama Nashrani) hanya karena kalah lomba balapan, makanya ia dan Ayahnya dihukum oleh Khalifah Umar dengan mengatakan,

‎يا عمرو! متى استعبدتم الناس وقد ولدتهم أمهاتهم أحرارا

Wahai Amr! Sejak kapan kamu berani memperbudak manusia sementara mereka dilahirkan oleh ibu mereka dalam keadaan merdeka!!!!

Isra dan Mi’raj memberikan pelajaran yang sangat penting bahwa umat islam harus merdeka, mereka harus diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah dan menuntut ilmu agama tanpa ada ancaman dari pihak manapun.

‎3. أهمية الرحلة من المسجد إلى المسجد

(Urgensi perjalanan dari satu masjid ke masjid lain.)

 

Umat Islam akan barsatu, berjaya dan bermartabat itu apabila mereka mengawali hidup mereka dari masjid, karena masjid itu jauh dari kepentingan-kepentingan golongan, politik dan ekonomi, karena masjid adalah rumah Allah, maka kekuatan ummat akan menjadi sebuah kenyataan ketika mereka menyelesaikan segala problematika kehidupan dari masjid, meskipun golongan, politik, ekonomi juga penting sebagai sarana kehidupan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‎إذا رأيتُم الرجل يعتاد المساجدَ فاشهدوا له بالإيمان

“Jika engkau melihat seseorang rajin/membiasakan ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia adalah orang yang beriman.”(HR. Ahmad)

‎4. أهمية الإهتمام بالمسجد الأقصى

(Urgensi memperhatikan Masjidil Aqsa)

Pembaca yang budiman ! Ingat, Kita nanti akan ditanya oleh Allah, mana bukti kita berjuang dan berkontribusi untuk kemerdekaan masjidil Aqsa. Setiap manusia pasti nanti akan ditanya tentangnya oleh Allah, tidak hanya kepada orang Palestina dan orang Arab saja akan tetapi seluruh kaum muslimin di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah, dan sekaligus Allah memberikan penghargaan bagi mereka yang berjuang untuk kemerdekaan Masjidil Aqsa dari cengkraman Yahudi, Sabda Nabi:

‎لا تقوم الساعة حتى يقاتل المسلمون اليهود, فيقتلهم المسلمون حتى يختبئ اليهودي من وراء الحجر والشجر, فيقول الحجر أو الشجر: يا مسلم, يا عبد الله, هذا يهودي خلفي, فتعال فاقتله .. إلا الغرقد, فإنه من شجر اليهود “

Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata, “Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), kerana termasuk pohon Yahudi.” (HR Muslim dalam Shahih Jami ‘As-shaghir no. 7427)

Semoga peristiwa Isra Mi’raj membuka hati dan menggugah jiwa kita agar bangkit menjadi hamba Allah, tidak rela menjadi hamba manusia, semoga kita termasuk salah satu pejuang yang berkontribusi untuk membebaskan Masjidil Aqsa sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Salahuddin Al-Ayyubi radhiyallaahu anhuma.

Wakaf Lampu Tenaga Surya, Cahaya Syi’ar Dakwah Untuk Pulau Simuk Nias Selatan

Merasakan sebagai masyarakat urban perkotaan dengan melesatnya perkembangan teknologi dan informasi serba digital menjadikan perubahan jaman dan lingkungan terus berubah sangat cepat bahkan tanpa harus menunggu berlama-lama sehari 24 jam. Pusaran detik dan menit pun bisa berubah tanpa jeda sehingga hiruk pikuk kehidupan populasi manusia dan semua isinya bisa di ibaratkan dengan mudahnya dapat diakses dan digenggam dalam satu klik sentuhan tangan.

Menelisik lebih jauh kedalam masih sangat prihatin dengan kondisi beberapa daerah pelosok tanah air yang masih belum beranjak dari kategori daerah 3T ( Terdepan, Terluar, Tertinggal ). Sebagian besar kondisi berbagai daerah tersebut memang terpisahkan oleh lautan luas karena tanah air nusantara ini dominan kawasan maritim. Jumlah ribuan pulau satu sama lainnya terpaut jauh jaraknya sehingga menjadi faktor kendala dan tantangan dalam proses pemerataan pembangunan yang timpang hingga saat ini. Inilah realita pelosok tanah air yang tidak serta merta mudah membalikkan telapak tangan dalam proses pembangunannya baik fisik wilayahnya maupun penduduk setempat sebagai sumber daya manusia pengisinya.

Dalam rangka mendukung laju kegiatan dakwah di wilayah pelosok tanah air kali ini Tanmia Foundation mengirimkan 3 paket wakaf panel surya LTSHE ( Lampu Tenaga Surya Hemat Energi ) pada penghujung Januari (30/01/2023).

Daerah yang ditujukan masing-masing ialah Pulau Simuk Nias Selatan, Hulu Sungai Batang Gansal Suku Talang Mamak Riau dan Pulau Halmahera Maluku Utara. Diharapkan wakaf panel surya tersebut dapat sampai di lokasi sebelum datangnya bulan Ramadhan tahun 1444 H ini tiba.

Adanya program wakaf perangkat lampu tenaga surya yang masih bergulir dari tahun ke tahun dari Tanmia Foundation diharapkan ikut menyambung kontribusi untuk menunjang kemajuan fasilitas pendukung pendidikan dan syi’ar dakwah di pelosok dengan segenap kemampuan yang ada. Bersama dengan elemen ummat bergerak bahu membahu membangun jalanya dakwah di pelosok tanah air adalah salah satu bagian mensukseskan program pembangunan baik fisik maupun non fisik demi terwujudnya perbaikan masyarakat dan peradaban yang lebih baik untuk izzul Islam wal muslimin.

Daerah khusus yang diprioritaskan pengiriman lampu panel surya Tanmia Foundation kali ini terbilang daerah-daerah terisolir di tengah lautan, inilah salah potret kehidupan pelosok Pulau Simuk, sebuah pulau di tengah Samudera Hindia di penghujung bagian Nias Selatan. Program wakaf panel surya ini juga melanjutkan kegiatan Tanmia Foundation yang sudah sejak 2019 telah mengadakan kegiatan Safari Dakwah di Pulau Nias ketika itu sebagai salah satu pulau terluar Indonesia di wilayah bagian Provinsi Sumatera Utara.

Menelisik lebih dalam kegiatan mata pencaharian warga pribumi asli Pulau Simuk yang sudah turun temurun adalah nelayan dan petani. Tatanan kehidupan sosial masyarakat satu sama lain masih saling bertautan tali kekerabatan kendati disini dalam satu keluarga masih beragam berbeda keyakinan agama. Kaum muslimin termasuk minoritas di Simuk akan tetapi kehidupan antar umat beragama tetap berjalan dengan harmonis menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dg batasan-batasannya. Dan baru saja beberapa tahun terakhir ini juga Pulau Simuk menjadi wilayah kecamatan pemekaran baru menjadi Wilayah Kecamatan Pulau Simuk setelah sebelumnya menjadi wilayah Kecamatan Pulau-pulau Batu Nias Selatan.

Masih ada sebagian besar warga asli tidak memilih hidup di tengah hiruk pikuk kota besar, padahal bukan tidak mungkin lebih menjanjikan ekonomi dengan pendapatan yang lebih besar, dan kehidupan lebih layak berdasarkan standar umum. Sebutlah, Ismail Garamba salah satu guru pewaris TPQ Masjid At-Taqwa Pasar Biduk Pulau Simuk ia lebih memilih untuk menetap dan menjadi guru sukarela di kawasan pedalaman Simuk.

Diluar kegiatannya mengajar sebagai honorer sekolah ia membuka TPQ untuk pendidikan anak-anak. Perkembangan pendidikan masih terbilang sangat sederhana dan bisa terbilang tertinggal untuk ukuran saat ini. Bangunan sekolah terlihat tua termakan usia. Sekolah hanya ada beberapa saja dan sarana ibadah pun terbatas. Belum lagi jaringan listrik disini hanya mengandalkan genset dalam hitungan jam saja setelah itu sunyi gelap gulita. Akses komunikasi pun terkadang muncul tenggelam hilang jaringannya.

Berdasarkan kondisi lapangan kadang timbul rasa miris keprihatinan dan kepedulian, merasa prihatin dengan sarana dan prasarana penunjang kegiatan dakwah dan pendidikan yang belum memadai.

Selama ini, memang masih banyak daerah di Indonesia, khususnya pulau-pulau terluar dan terpencil yang masih belum mendapatkan akses jaringan listrik dan komunikasi. Salah satunya di Pulau Simuk Nias Selatan. Pulau Nias sendiri termasuk salah satu bagian kabupaten di provinsi Sumatera Utara yang memiliki daerah kepulauan, yang mana ada puluhan pulau tak berpenghuni.

Salah satu kendalanya di Simuk untuk mendapatkan jaringan sinyal terpaksa harus berjalan jauh ke pesisir atau menaiki tempat yang lebih tinggi dulu, untuk bisa berpesan berkomunikasi dengan seseorang yang berada di wilayah lain ataupun sebaliknya saat menerima pesan.

Ismail, sebagai pengajar TPQ, berharap kondisi ini menjadi perhatian khusus berbagai pemegang kebijakan pemerintah daerah, juga semua pihak. Setidaknya, semangat anak-anak Simuk dalam menggapai impian bisa didukung dengan sarana dan prasarana belajar yang memadai.

“Saya sangat berterimakasih pada Tanmia Foundation dan berharap untuk ke depannya, kegiatan TPQ ini terus bertahan dan menjadi pondasi pendidikan bagi anak-anak, sehingga mendorong adanya SDM yang unggul, sarana dan prasarana yang memadai, sehingga visi, misi, dan cita-cita pendidikan bisa tercapai,” ungkap Ismail dalam pesan singkatnya lewat seluler.

Bagi Ismail, mengajar di sekolah dan TPQ seperti menjawab penggilan hatinya. Ia pun mengungkapkan keluh kesahnya sebagai pengasuh TPQ masjidnya, banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan dan bimbingan, tetapi sayangnya masih belum banyak pihak yang datang menjawab solusi kebutuhan mereka.

Salah satu yang menjadikan pendidikan berkembang di suatu daerah ialah kesadaran masyarakat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dengan di dukung oleh sarana dan prasarana memadai. Inilah bagian realita dakwah di tanah air yang memerlukan sumbangsih nafas panjang. Semoga Allah mudahkan.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Daurah-quran-aceh

Daurah Al Quran Aceh Oleh Yayasan Tanmia

Daurah-quran-aceh-tanmia2

Sebuah kebanggan bagi kami dapat bertemu dengan para guru Al Quran Aceh Tamiang, bagaimana tidak mereka adalah Ahlul Quran, mereka sehari – hari berkutat dengan Al Quran, persiapan acara ini sudah dilaksanakan jauh – jauh hari demi mensukseskan kegiatan tersebut, tanggal 16-17 January 2023 lalu acara pun terlaksana dengan baik di aula kantor camat Banda Mulia Aceh Tamiang.

Daurah di aceh kali ini mengusung tema Al Quran, tepatnya menjadi guru Al Quran yang berkualitas, Alhamdulillah acara kali ini disambut sangat antusias oleh para peserta, peminat daurah tergolong tinggi karena dari 60 peserta yang kami batasi demi mendapatkan kualitas dan agar lebih maksimal namun permintaan hadir hingga 80 orang, 95% pesertanya adalah dari kalangan pemuda dan pemudi, ini sekaligus mengisyaratkan semangat kaula muda untuk bangkit dengan Al Quran untuk memperbaiki generasi.

Daurah-quran-aceh-tanmia

Berbagai macam hadiah sudah kami siapkan untuk para peserta yang sengaja kami bawa dari jakarta, hadiah berupa mushaf Al Quran, buku doa dan buku hafalan Al Quran untuk anak, alhasil para peserta dengan antusias mengikuti kegiatan, para peserta yang aktif akan mendapatkan hadiah.

Daurah kali ini terbilang sangat istimewa karena acara Pelatihan kali ini diisi oleh Al Ustadz Arham Ahmad Yasin Lc, MH beliau tokoh guru Al Quran yang sudah tidak asing lagi di kalangan dunia pesantren dan Tahfizh, kiprahnya dalam dunia Al Quran sangat beragam, diantaranya sebagai guru ngaji, Menyusun Mushaf Ash Shahib, Al Itqan, Al Imam, juga penulis buku.

Daurah-quran-aceh

Di akhir acara para peserta meminta kepada yayasan Islam Attanmia sebagai penyelenggara kegiatan untuk mengadakan kegiatan serupa untuk mereka agar kemampuan mereka terhadap Al Quran lebih baik sehingga hasil didikan mereka lebih berkualitas, kami berterima kasih kepada pihak – pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Mata Air Berkah Untuk Perjuangan Dinniyah Hidayatul Muttaqin

Awal tahun 2023 ini, Tanmia Foundation melalui program wakaf sumur melakukan pengeboran sumur di Pesantren Dinniyah Hidayatul Muttaqin, Kapongan Situbondo ( 5/01/2023). Hal ini dalam rangka memfasilitasi ketersediaan air untuk keberlangsungan kegiatan tahun ajaran baru dan persiapan menyambut bulan Ramadhan tahun 1443 H ( 2023 ) tahun ini.

Perjalanan kegiatan dinniyah yang selama ini berlangsung masih bersifat kekeluargaan karena sejumlah santri yang sekarang berjumlah 50-an anak berasal dari sanak keluarga yang masih tinggal berdekatan dusun lingkungan bersebelahan.

“Adanya dinniyah Hidayatul Muttaqin adalah salah satu tempat yang nyaman bagi anak-anak santri dan orang tua untuk mengikuti program pendidikan dinniyah dan ruang berinteraksi mendalami ilmu agama sejak dini”, ujar Ustadz Fathollah pada pihak Tanmia.

Cikal bakal kegiatan dinniyah Hidayatul Muttaqin sudah melewati generasi masa ke masa, dengan di awali berdirinya bangunan mushola sejak tahun 1980 oleh mendiang Ayah Rasyidi yang sudah beberapa tahun lalu wafat. Adapun kini, penerus pengelola dinniyah diteruskan oleh ahli waris penerusnya Ustadz Fathollah sebagai generasi penerus selanjutnya.

Jenjang masa pendidikan dinniyah bermula dari tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah yang berjalan selanjutnya santri rata-rata melanjutkan ke jenjang pendidikan pesantren untuk menuntaskan materi dinniyahnya. Sekilas materi dinniyah pun sederhana, hafalan dan panduan fiqih ibadah sehari-hari dan selama ini kegiatan bersifat cuma-cuma tanpa ada pungutan biaya pendidikan.

Kendati tanpa biaya aspek kualitas pun tidak jomplang karena memang kebiasaan untuk ikutan kegiatan mengaji dinniyah sudah berlangsung di masyarakat secara turun-temurun. Hanya saja ditengah arus disrupsi digitalisasi modern saat ini tak bisa dihindari adanya arus negatif pasang surutnya baik sisi kualitas dan kuantitasnya.

Adanya fasilitas sumur bor untuk Dinniyah Hidayatul Muttaqin menjadi salah satu lahirnya jariyah kebaikan bagi muwakifnya dan tanggapan positif untuk peningkatan kemajuan para santri yang akan dicapai ditahun-tahun yang akan datang dengan berbagai tantangan dan rintangan yang masih dihadapi.

Sisi lain yang perlu digaris bawahi adalah dominan etnis Jawa Madura Kepulauan ( Pulau Sapudi ) masih mendominasi sebagian besar wilayah Situbondo dengan corak kehidupan khas dialek Madura sehari-hari menjadi warna tradisi yang sangat khas melekat dalam sisi pergaulan dan kehidupan lingkungan kaum santri. Begitu juga hubungan darah dan tali kekeluargaan sangat erat satu dengan yang lainnya menjadi hubungan kekerabatanya menjadi kokoh tak terpisahkan sehingga menjadi rumpun yang terus berkembang dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Sisi lain Situbondo sebagai salah satu kota bersejarah santri di Jawa Timur tidak terlalu berlebihan untuk mengingat kembali landmark sejarah simbol kota Santri Situbondo dengan Ribuan jejak santri sudah terlahir dan terus membekas hampir lebih satu abad dari sejak jaman kolonial Belanda dengan jejak perjuangan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang kala itu diasuh oleh Kiai Kharismatik Pahlawan Nasional, KHR As’ad Syamsul Arifin menjadi tonggak sejarah berdirinya cikal bakal Pesantren yang masih berdiri hingga saat ini. Berharap semoga dari berkah mata air yang memancar lahirlah para santri yang siap melanjutkan perjuangan untuk izzul Islam wal muslimin.

Ali Azmi
Relawan Tanmia

Sifat Fisik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Ketika Rasulullah sudah siap untuk hijrah ke Madinah dengan mengajak Abu Bakar, budak abu bakar yang bernama ‘Amir bin Fuhairah serta penunjuk jalan Abdullah bin ‘Uraiqith, dalam perjalanan itu Rasulullah Shallallahu Shallallahu alaihi wasallam melihat dua buah tenda, di depan tenda ada wanita lanjut usia yang sedang memberi makan hewan ternaknya, Rasulullah menghampiri tenda itu lalu bertanya pada sang wanita, apakah ibu memiliki kurma dan daging?! Kita ingin membelinya untuk berkal perjalanan kami, namun wanita itu tidak memiliki apapun untuk diberikan, lalu Rasulullah melihat seekor kambing di samping tenda, kambing ini kenapa wahai ummu ma’bad? Itu kambing yang kurus dan lemah sehingga ia tidak kuat berjalan mencari makan dengan kambing lainnya makanya ia tertinggal di sini, Rasulullah kembali bertanya apakah kambing ini memiliki susu? Tidak ada ia sangat kurus, jawab Ummu Ma’bad. Lalu Rasulullah meminta izin untuk memerah susu kambing tersebut dan Ummu Ma’bad pun mempersilahkannya, Rasulullah berdoa meminta keberkahan pada Allah ta’ala sehingga kantong susu kambing yang kempes tadi langsung terisi penuh dengan susu, Rasulullah meminum susu tersebut hingga kenyang begitu pula sahabat – sahabat serta keluarga Ummu Ma’bad, mereka semua merasa kenyang karena minum susu tersebut.

Ummu Ma’bad mengamati Rasulullah dan tiga orang yang ikut bersama beliau, lalu ia menceritakan kepada suaminya dengan berkata: Aku melihat Rasulullah itu lelaki yang rupawan, wajahnya bercahaya, indah budi perkertinya, ia tidak kurus, kepalanya sedang tidak terlalu besar, ganteng, bola matanya sangat hitam dan bagian putihnya sangat putih, bulu matanya lentik, suaranya lembut, lehernya panjang, jenggotnya lebat, alis matanya lembut, kalau diam ia sangat berwibawa, kalau bicara kepalanya tegak, nampak ketampanannya dari dekat maupun jauh, kalau berbicara sangat bagus, suaranya jelas, bicara yang berfaedah dan meninggalkan pembicaraan yang sedikit manfaat, ucapannya seakan susunan mutiara yang indah, tinggi badannya sedang, tidak terlalu tinggi tidak pula terlalu pendek, kalau mereka sedang bertiga maka beliau yang paling cakap, kedudukannya paling tinggi, teman – temannya berkumpul di dekatnya, kalau beliau bicara sahabatnya mendengarkannya, kalau ia memerintahkan sesuatu mereka berlomba untuk memenuhi perintahnya, semua orang ingin membantunya, orang – orang ingin berada di dekatnya, tidak bermuka masam tidak pula mengganggu orang diskitarnya.

Setelah mendengar cerita Ummu Ma’bad maka Abu Ma’bad langsung berkata:

Demi Allah dia adalah dari suku Quraisy, orang yang ceritanya sering kita dengar tentang dirinya, aku benar – benar ingin bersahabat dengannya, aku benar – benar akan melakukannya bila ada kesempatan untuk itu.

Ini adalah sifat – sifat yang indah yang dicintai oleh setiap jiwa, dirindukan oleh setiap hati, karena fitrah hati manusia mencintai keindahan, sungguh Allah telah mencipakan beliau dengan kesempurnaan fisik dan budi perkerti.

Sahabat Al Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu anhu berkata:

كان النبى ﷺ أحسن الناس وجها، وأحسنهم خلقا، ليس بالطويل البائن، ولا بالقصير

“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah manusia yang paling tampan wajahnya, paling baik akhlaqnya. Tidak berbadan terlalu tinggi dan juga tidak pendek.” (HR Bukhari).

Al Barra juga berkata:

كَانَ النَّبِىُّ ﷺ مَرْبُوعًا بَعيْدٌ مَا بَيْنَ الْمَنْكَبيْن، لَهُ شَعْر ٌيبلغ شَحْمَةَ أُذُنِهِ، رَأَيْتُهُ فِى حُلَّةِ حَمْرَاء، لَمْ أَرَ شَيْئًا قَطٌّ أَحْسَنَ مِنْهُ

“Bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wasallam itu seorang yang berbadan sedang, kedua bahunya bidang sedangkan rambutnya sampai menyentuh daun telinganya. Aku melihat beliau mengenakan pakaian merah. Aku belum pernah melihat seseorang pun yang lebih tampan dari beliau.” (HR Bukhari).

Dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Al Bara mengatakan:

مَا رأَيتُ مِن ذِي لمَّةٍ فِي حُلَّةٍ حَمْرَاءَ أَحْسَنَ مِنْ رَسُوْلِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ لَهُ شَعْرٌ يَضْرِبُ مَنْكِبَيْهِ بَعِيدُ مَا بيْنَ المنْكِبَيْنِ لَمْ يَكُنْ بِالقَصِيْرِ وَلاَ بِالطَّوِيْلِ

“Aku tidak pernah  melihat seorang pun yang memiliki rambut panjang dan terurus rapi serta mengenakan pakaian merah, yang lebih tampan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Rambutnya yang memanjang hingga mencapai kedua bahunya. Adapun kedua bahunya berbentuk bidang. Beliau bukanlah orang yang berpostur tubuh pendek, namun tidak pula terlalu tinggi.”

Ulama besar Madinah Syekh Abdul Razzaq Al Badr berkata:
Mempelajari sifat fisik Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam adalah perkara yang sangat penting, karena memiliki faedah serta fadhilah yang sangat besar, diantaranya:
1. Di antara hal yang harus diimani oleh seorang muslim ialah beriman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, dan diantara yang hal dapat memupuk keimanan kepada beliau ialah mengetahui sifat dan perawakan beliau, karena banyak orang yang menentang beliau karena belum mengenal beliau dengan baik.
2. Mengetahui sejarah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dapat menambah keimanan kepada Allah, bahkan banyak pula yang masuk islam setelah membaca sejarah hidup Rasulullah.
3. Mengenal sifat dan perawakan Rasulullah memudahkan kita untuk meniru akhlaq, sifat dan budi perkerti beliau.

Makalah ini hanya memuat secuil saja dari luasnya samudera ilmu tentang sifat dan akhlaq Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, para ulama bahkan menulis kitab tersendiri mengenai hal ini, seperti yang dilakukan oleh Imam Tirmidzi dalam Al Syamail Al Muhammadiyah, Fudhail bin Iyadh dalam Asy Syifa fie huquq Al Mustafa dan Asbahani dalam Akhlaqu Rasul, Wallahu a’lam.

Tanmia dirikan Mushalla darurat di Cianjur

Tim Tanmia kembali lagi ke lokasi gempa Cianjur, Kali ini kami dan kawan-kawan membawa bantuan seperangkat alat ibadah dan musholla.

Di beberapa lokasi masyarakat terdampak sudah mulai mendirikan musholla darurat dengan inisiatif pribadi namun dikarenakan kurangnya alat bahan dan tenaga tukang hasilnya pun sangat tidak memungkinkan untuk digunakan warga sholat.

Kp gunung lanjung 2 Rt 05 rw 7 Desa Cijedil Kec. Cugenang merupakan salah satu lokasi yang akan kita buatkan musholla, Dan insya Allah akan di manfaatkan oleh 37 kk 150 jiwa muslim.

Kami mengajak sahabat Tanmia sekalian ikut andil dalam kebaikan ini.

Semoga Allah balas kebaikan dengan keberkahan. Aamiin

Relawan Tanmia
Fadhl Kamil
Cianjur, 03 Desember 2022

 

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?”       (Q.S. Fushilat : 33)

Mailing form

    Kontak Kami

    Jl. Kranggan Wetan No.11, RT.1/RW.5, Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bks, Jawa Barat 17434

    0852-1510-0250

    info@tanmia.or.id

    × Ahlan, Selamat Datang!