Membantu Pemulihan Pendidikan Madrasah Diniyah Al-Amin di Sumber Mujur Lereng Semeru
Usai selesainya masa tanggap darurat dan evakuasi korban selama sebulan lamanya Posko Gabungan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) pada erupsi Gunung Semeru memulai membuka kembali beberapa sekolah yang masih aman. Untuk sekolah maupun madrasah sebagian lainnya masih dijadikan tempat pengungsian sementara.
Masa recovery yang baru berjalan baru-baru ini Tanmia Foundation selesai melakukan pemasangan instalasi tower penampungan air sebagai pengganti sumur di dua lokasi yakni di TK At-Taqwa Kebunseket dan Madrasah Diniyah Al-Amin Sumber Mujur ( 9/01/2022).
“Sekolah madrasah ini merupakan sekolah pioner yang sudah berjalan bertahun-tahun, Madrasah Diniyah Al-Amin yang berdiri sudah sejak tahun 1980-an dan baru dibangun permanen mulai tahun 1999”, jelas Pak Kyai Abdurrahim Pendiri madrasah pada relawan di lokasi. Dari keterangannya ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 60-70 santri Dinniyah yang masih belajar setiap hari di Madrasah.
Ia menambahkan, daerah dusun-dusun pemukiman di kawasan lereng Gunung Semeru pada umumnya memanfaatkan aliran sumber mata air untuk mengairi pertanian dan mencukupi kebutuhan air bersih sebagai konsumsi rumah tangga sehari-hari. Khusus untuk air rumah tangga antara satu dusun satu dan lainnya berbeda-beda tergantung dari jarak jauh dekatnya dimana sumber mata air itu dialirkan dan perawatan sumber mata air yang ada.
Paket instalasi menara air dan penampunganya merupakan bagian program wakaf sumur yang di amanahkan para muhsinin kepada Tanmia Foundation. Adapun alasan utama ditempatkanya di sekolah dan madrasah ini berdasarkan permintaan warga yang kerap biasanya menggunakan tempat tersebut untuk aktivitas belajar mengaji, berkumpul untuk mengungsi dan evakuasi mengamankan barang-barang berharga ketika kondisi siaga darurat seperti saat erupsi yang terjadi 4 Desember lalu.
Kondisi ini adalah sebagian kecil gambaran yang ada terjadi di lapangan padahal masih banyak titik-titik satuan pendidikan dan tempat pusat kegiatan ibadah baik masjid maupun mushola yang terdampak belum sepenuhnya diperhatikan mengingat prioritas, kemampuan dan keterbatasan yang ada.
Daerah kawasan rawan bencana ( KRB ) Gunung Semeru berada di dua kecamatan yakni di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro sehingga banyak satuan pendidikan baik sekolah dan madrasah yang terdampak baik rusak berat maupun harus diberhentikan sementara.
“Di Kecamatan Pronojiwo yang terdampak sebaran awan panas di Desa Pronojiwo, Oro – Oro Ombo, Sumberurip, serta di Dusun Curah Kobokan Desa Supiturang, di Kecamatan Candipuro di Dusun Kamarkajang, Desa Sumberwuluh dan Desa Sumbermujur,” jelas Yuda petugas Pos Pantau Gunung Sawur pada relawan saat survey titik-titik lokasi berlangsung.
Beberapa satuan pendidikan sekolah dan madrasah yang terkena dampak langsung erupsi Gunung Semeru ada puluhan titik yang tersebar di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Prono Jiwo dan Kecamatan Candi Puro.
Kendati pemutakhiran dan pendataan para penyintas yang sebelumnya masih terpisah-pisah karena lokasi yang berbeda-beda tapi dalam masa recovery ini sesuai arahan posko induk utama pendataan akan disatukan semakin rapi dan valid demi segeranya pemulihan pasca erupsi.
Ali Azmi
Relawan tanmia